Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cak Imin Respons Pemberhentian Kiai Marzuki dari Jabatan Ketua PWNU Jatim: Itu Bukan Tradisi NU

Cak Imin merespons diberhentikannya KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cak Imin Respons Pemberhentian Kiai Marzuki dari Jabatan Ketua PWNU Jatim: Itu Bukan Tradisi NU
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, SITUBONDO - Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, merespons diberhentikannya KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Cak Imin menyebut hal itu bukan tradisi dari NU.

"Masa kemudian ada pemberhentian. Itu bukan tradisi NU. Ini mencoreng tradisi NU dan tentu ini mengkhawatirkan masa depan," katanya saat ditemui usai acara Haul Kiai Ahmad Sufyan di Situbondo, Jawa Timur, Kamis (28/12/2023) malam.

Cak Imin menilai justru pemberhentian Kiai Marzuki itu merugikan PBNU.

Baca juga: Ketua PWNU Jatim yang Dicopot Pernah Bertemu Anies Baswedan Saat Masih Jabat Gubernur DKI

Sebab, menurut Cak Imin, Kiai Marzuki memiliki pengaruh yang cukup kuat.

"Kalau pemberhentian Kiai Marzuki yang rugi bukan Kiai Marzuki, yang rugi PBNU sendiri," ujar Ketua Umum DPP PKB itu.

Berita Rekomendasi

"Orang sahebat Kiai Marzuki bisa diberhentikan. Tidak ada di NU kultur pemberhentian. Jadi yang rugi justru PBNU menurut saya," pungkas Cak Imin.

Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberhentikan KH Marzuki Mustamar dari jabatan ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim). Keputusan tersebut dinyatakan tidak berkaitan dengan isu politik, khususnya pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres).

Pemberhentian KH Marzuki Mustamar tertuang dalam surat keputusan yang ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Aam PBNU KH Ahmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf. Dalam surat itu tertulis, keputusan ditetapkan di Jakarta pada 16 Desember 2023.

Berbagai interpretasi pun muncul. Termasuk yang menduga terkait dengan pilpres.

PBNU bantah ada motif politik

Dilansir dari laman nu.or.id, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Amin Said membantah adanya motif politik dalam pemberhentian Kiai Marzuqi.

Ia menyebut proses pemberhentian sudah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ARD) PBNU.

“Proses pemberhentian juga sesuai AD/ART dan ketentuan yang ada,” kata Amin Said Husni, Kamis.

Pemberhentian tersebut diputuskan secara resmi melalui Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor 274/PB.01/A.II.01.44/99/12/2023.

PBNU mengambil Pasal 14, 18, dan 19 Anggaran Dasar NU; Pasal 57, 58, 61, 64, 67, dan 71 Anggaran Rumah Tangga NU; Pasal 6 dan 8 Perkum NU No. 11 Tahun 2023; serta SK PBNU 3 September 2023 tentang Perpanjangan Masa Khidmat dan Perubahan Susunan PWNU Jawa Timur Antar Waktu sebagai landasan mengeluarkan SK tersebut.

"....berdasarkan evaluasi atas beberapa tindakan dan pernyataan Saudara KH. Marzuqi Mustamar selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur [KH. Anwar Manshur] telah menyampaikan usulan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk memberhentikan Saudara KH. Marzuqi Mustamar dari jabatan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur.” tulis SK tersebut.

Sebelumnya Nusron Wahid Diberhentikan

Sebelumnya, PBNU juga melakukan pergantian kepengurusan antar waktu masa khidmah 2022-2027.

Pergantian kepengurusan tersebut telah disahkan dengan terbitnya Surat Keputusan PBNU Nomor 01.c/A.II.04/11/2023 tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027.

Surat ini dikeluarkan PBNU pada Rabu (15/11/2023).

Dalam surat tersebut, PBNU memberhentikan dengan hormat Nusron Wahid dan H Nasyirul Falah Amru dari Ketua PBNU sisa masa khidmat 2022-2027.

Nusron diketahui merupakan Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Pengurus PBNU menetapkan Prof Rumadi menjadi Ketua PBNU.

PBNU juga memberhentikan KH Muhammad Syakrim dan KH Muhammad Hatim Salman dari Mustasyar PBNU.

Selain itu, PBNU juga memberhentikan dengan hormat KH Subhan Makmun dari Rais PBNU. KH Subhan Makmun menjadi A’wan PBNU.

Pada surat ini, PBNU juga menetapkan KH Ubaidillah Ruhiat dan KH Muhib Aman Aly sebagai Rais Syuriyah PBNU.

Terbitnya SK ini juga menetapkan bahwa SK PBNU Nomor 01.b/A.II.04/06/2023 Tanggal 4 Dzulhijjah 1444 H/23 Juni 2023 M Tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Sisa Masa Khidmat 2022-2027 tidak berlaku lagi.

Melalui surat tersebut, PBNU juga mengamanatkan kepada nama-nama sebagaimana dimaksud dalam lampiran surat keputusan itu untuk melaksanakan tugas sebagai Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sisa masa khidmah 2022-2027.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas