Kutuk Keras Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, TKN Minta Tak Kaitkan dengan Netralitas TNI
TKN Prabowo-Gibran mengutuk aksi pengeroyokan oknum TNI terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, mengutuk aksi pengeroyokan oknum TNI terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah.
Menurutnya, tindakan kekerasan apapun tidak bisa ditoleransi.
"Kami mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan siapapun, dan apapun alasannya kepada sesama anak bangsa."
"Kami tidak menolerir perilaku tersebut," kata Nusron, Senin (1/1/2024).
Nusron pun meminta seluruh pihak untuk tak membuat gaduh dan lebih tertib dalam berkampanye.
Baca juga: Ganjar Pastikan Tanggung Biaya Perawatan Relawannya yang Dianiaya Oknum TNI di Boyolali
"Tindakan berlebihan dan kegaduhan akan menimbulkan keresahan masyarakat. Seperti yang terjadi di Pati beberapa pekan lalu, sekarang Boyolali."
"Itu merupakan bentuk kampanye partai dan paslon tertentu yang berlebihan, menciptakan kebisingan dan ketidaknyamanan masyarakat umum," kata Nusron.
Di sisi lain, TKN juga meminta tak mengaitkan peristiwa ini dengan isu netralitas TNI terhadap salah satu paslon di Pilpres 2024.
Menurut Nusron, insiden ini murni reaksi dari oknum TNI atas sikap relawan yang dinilai tak memenuhi tata tertib.
Meski demikian, Nusron tetap tak membenarkan tindakan yang diambil oleh oknum TNI tersebut.
"Ini murni reaksi dari oknum TNI yang melakukan tindakan berlebihan atas respons relawan paslon tertentu yang berbuat gaduh dan mengganggu kenyamanan masyarakat secara umum," ucapnya.
PDIP Sempat Singgung Kubu Prabowo
Sementara itu, Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, juga menyesalkan tindak kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan oknum TNI ini.
Namun atas aksi ini ia menduga ada oknum simpatisan dari kubu capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang ikut terlibat.
"Para oknum TNI tersebut bertindak seperti itu diduga karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer. Padahal Prabowo sudah diberhentikan dari TNI," kata Hasto kepada wartawan, Minggu (31/12/2023).