Pakar Bedah Visi Misi Anies, Prabowo, dan Ganjar di Sektor Pertahanan, Siapa yang Unggul?
Pengamat militer dan pertahanan dari ISESS Khairul Fahmi membedah visi-misi tiga capres Anies, Prabowo, dan Ganjar khususnya dalam sektor pertahanan.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi

Di sisi lain, Fahmi menegaskan, tidak ada satupun paslon yang bicara soal "pekerjaan rumah" dalam rangka reformasi sektor pertahanan, seperti reformasi peradilan militer, evaluasi kelembagaan TNI, maupun agenda peningkatan transparansi dan akuntabilitas sektor pertahanan.
"Bahkan ironisnya, tidak ada satupun paslon yang secara eksplisit membahas keberlanjutan visi poros maritim dunia yang diusung oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini," tuturnya.
Padahal menurut Fahmi, keberlanjutan poros maritim dunia adalah sebuah visi strategis yang jelas didasarkan pada geopolitik Indonesia.
"Karena itu saya berharap nasib visi ini juga bisa dielaborasi dan dievaluasi dalam tanya jawab saat debat nanti," jelasnya.
Lantas siapa yang paling unggul?
Dia menjelaskan, pembangunan sektor pertahanan itu ibarat lari marathon dan estafet sekaligus.
"Dia butuh proyeksi jangka panjang, butuh penahapan, juga butuh perencanaan yang komprehensif, berkelanjutan serta didasarkan pada skala prioritas yang jelas dan terukur," ucap Fahmi.
Artinya, kata Fahmi, visi-misi itu harus tetap berpijak pada apa yang telah dilakukan dan dicapai sebelumnya.
"Kemudian ketika pengelola pemerintahan berganti dan orientasi kebijakan sektor pertahanan harus mengalami penyesuaian, mestinya arah pembangunan kekuatan pertahanan tak boleh mengalami perubahan yang drastis tanpa kejelasan," tegasnya.
Dia menuturkan, keunggulan bukan sekadar soal seberapa menarik visi-misi yang ditawarkan, melainkan seberapa mungkin gagasan-gagasan itu diwujudkan dalam satu tahapan pembangunan jangka menengah.
"Nah dari indikator di atas, menurut saya meskipun paslon 1 mengusung tema perubahan, namun sayangnya visi-misinya dalam sektor pertahanan justru sekadar menunjukkan keberlanjutan dengan beberapa polesan untuk mempercantik dan menampilkan kesan adanya kebaruan," ungkap Fahmi.
Fahmi menilai, Anies mengenalkan konsep New Essential Force yang dianggap sebagai gagasan baru, namun sayangnya tidak menggambarkan perubahan signifikan dari konsep MEF.
"Di sisi lain, visi-misinya justru jadi yang paling "genit" dengan komitmen kesejahteraan prajurit dan memperbanyak jenderal perempuan," tuturnya.
Selanjutnya, Ganjar mencoba menghadirkan kesan visioner dengan gagasan inovatif dan futuristik melalui gagasan modernisasi pertahanan SAKTI dengan keunggulan teknologi 5.0 serta meningkatkan kemampuan siber dengan perisai siber Nusantara.
"Masalahnya, apakah itu sesuatu yang mudah untuk diakselerasi dalam satu periode pemerintahan?" terangnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.