Pidato Megawati Banyak Singgung Intimidasi Rakyat di Pemilu, Pengamat: Terpenting Apa Langkah PDIP?
Karyono Wibowo menilai hal paling penting setelah pidato Megawati ini adalah apa langkah-langkah berikutnya yang bakal dilakukan PDIP.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dalam pidato politiknya di HUT ke-51 PDIP banyak menyinggung soal kedaulatan rakyat dalam pemilu, maraknya intimidasi terhadap rakyat, dan seorang pemimpin yang mabuk kekuasaan.
Pengamat politik sekaligus Direktur Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai hal paling penting setelah pidato Megawati ini adalah apa langkah-langkah berikutnya yang bakal dilakukan PDIP dan pihak lain yang membenarkan pernyataan tersebut.
Hal ini disampaikan Karyono saat talkshow bersama Tribunnews.com, di Studio Tribun Network, Kompleks Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta, Rabu (10/1/2024).
"Yang paling penting dari semua pidato bu Mega maupun pidato mas Ganjar, adalah bagaimana, whats next, setelah itu apa, langkah-langkahnya apa agar proses pelaksanaan pemilu itu berjalan demokratis," kata Karyono.
Mengingat Megawati dalam pidato politiknya hari ini, banyak menyinggung pemilu yang sudah bergeser di mana rakyat banyak mendapat intimidasi jika berbeda pilihan politik.
Baca juga: Megawati Serukan Menang Pilpres Satu Putaran, Sudah Siapkan Tugas Pertama Jika Ganjar Jadi Presiden
Kata Karyono, rakyat dan kelompok civil society akan menunggu gerak dari Megawati dan PDIP untuk mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat.
"Itu yang penting, rakyat menunggu. Kelompok civil society juga menunggu langkah-langkahnya," ungkap dia.
Sebelumnya Megawati dalam pidato politiknya menyinggung pelaksanaan pemilu hari ini yang dibuat ajang tarik menarik oleh penguasa hingga membuat rakyat tersandera.
Baca juga: Megawati Tidak Suka Di-bully Ketika Pemilu: Jangan Macam-macam
Megawati menyebut sudah seharusnya ajang pemilu membuat rakyat bebas memilih pemimpinnya secara arif, baik dan bijaksana. Bukan justru didorong dan disuruh dengan intimidasi dan kekerasan jika punya perbedaan pilihan pemimpin di Pemilu 2024.
"Masa pemilu aja dibuat ajang tarik menarik, ya nggak lah. Udahlah bebaskan rakyat untuk bisa memilih pemimpinnya dengan arif, baik dan bijaksana," kata Megawati dalam pidato politik di HUT ke-51 PDIP bertajuk ‘Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang’ di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).
"Jangan didorong-dorong, disuruh-suruh, udah dengan intimidasi, kekerasan, aduh sudahlah tolong itu maaf beribu maaf, toh Orde Baru juga jatuh," ungkap dia.
Presiden Indonesia ke-5 ini pun menegaskan bahwa kekuasaan tidak langgeng, melainkan rakyat. Dia pun meyakini bahwa kebenaran pasti menang sesuai dengan tema HUT PDIP tahun ini.
"Keyakinan bahwa kebenaranlah pasti menang, itu siapa sih yang ngajari? Ya beliau-beliau ini (menunjuk foto Soekarno). Sampai teguh karena tahu kita dijajah, harus dikalahkan, kalian berani apa tidak?" kata Megawati.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.