Atikoh Ganjar Silahturahmi dengan Tokoh Lintas Agama Se-Sulawesi Utara, Bicara Hak Beribadah
Siti Atikoh Suprianti menggelar acara silahturahmi dengan para tokoh lintas agama se-Sulawesi Utara (Sulut), di Minahasa Utara, Rabu (17/1/2024).
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
“Anak-anak, usia lanjut, perempuan, kelompok-kelompok marjinal, dan elemen masyarakat yang selama ini suaranya kurang didengar, misalnya difabel, kaum yang termarjinalkan, atau misalnya kalau di Jawa ada kelompok yang masih tradisional (adat,red),” ungkap Atikoh.
Atikoh pun menganalogikan dan memandang keberagaman dan kebhinekaan sebagai sebuah permainan angklung yang harus dimainkan secara bersama-sama.
“Tetapi bila angklung itu diketuk bersamaan, akan menciptakan harmoni keindahan dan kedamaian. Dan bagaimana agar angklung itu tercipta menjadi sebuah suara yang indah? Tentu dibutuhkan sekali seorang pemimpin dari pemain-pemain angklung,” ungkap Atikoh.
Menurut Atikoh, seorang pemimpin harus bisa mengayomi keseluruhan, agar setiap individu bisa hidup bersama, saling toleransi, dan memahami.
“Terkadang toleransi dipandang hanya sempit, kita berbeda. Tapi implementasinya masih harus terus diimprove, ditingkatkan. Toleransi tercipta bila masing-masing paham perbedaan dan bagaimana mengharmonikan itu semua,” jelas Atikoh.
Atikoh juga mengungkapkan, selama 10 tahun sang suami menjabat sebagai Gubenur Jawa Tengah, tidak pernah ada permasalahan soal pembangunan rumah ibadah.
“Puji syukur di Jawa Tengah itu tidak pernah terjadi seperi itu. Tidak pernah ada kejadian di mana ketika ada masyarakat ingin dirikan tempat ibadah itu dipersulit. Karena pemimpinnya berani di depan sendiri untuk memperjuangkan hak-hak setiap warga masyarakat, itu namanya toleransi,” pungkas Atikoh.