Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Koalisi Anies & Ganjar Bisa Terwujud Jika Merujuk pada 2 Kondisi Ini, Berbahaya bagi Prabowo-Gibran?

Wacana bergabungnya koalisi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 dan nomor urut 3 untuk putaran kedua Pilpres 2024, kini santer.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Koalisi Anies & Ganjar Bisa Terwujud Jika Merujuk pada 2 Kondisi Ini, Berbahaya bagi Prabowo-Gibran?
Kolase Tribunnews/dok. Kompas
Wacana menduetkan Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo. Wacana bergabungnya koalisi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 dan nomor urut 3 untuk putaran kedua Pilpres 2024, belakangan santer terdengar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang pencoblosan Pilpres yang tak sampai sebulan lagi, muncul wacana bergabungnya koalisi Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Wacana bergabungnya koalisi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 dan nomor urut 3 untuk putaran kedua Pilpres 2024, belakangan santer terdengar.

Menurut Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, secara psikologi bukan hal yang mengejutkan jika paslon nomor urut 1 dan 3 bergabung.

Pasalnya, kata Ujang, setidaknya ada 2 kondisi yang bisa menjadikan wacana itu menjadi kenyataan.

Apa saja?

Pertama, kata Ujang, elektabilitas Prabowo - Gibran terus berada di puncak.

"Secara psikologi memang seperti itu, kenapa karena Prabowo - Gibran surveinya paling tinggi, dan mengalahkan pasangan 1 dan 3," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Selasa (16/1/2024).

Berita Rekomendasi

"Maka seandainya di putaran kedua mereka bergabung, maka itu sesuatu yang umum, bukan aneh. Karena secara politik pasangan 1 dan 3 tertinggal elektabilitasnya," lanjut dia.

Kondisi kedua, yakni adanya kepentingan yang mirip-mirip antara paslon 1 dan 3.

Misalnya dengan tendensi dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo - Gibran, sehingga kubu paslon 1 dan 3 sama-sama ingin mengalahkan kekuatan tersebut.

Sehingga menurut Ujang, secara konstruksi politik, tidak ada yang aneh dan mengejutkan dari wacana meleburnya 2 koalisi parpol pada putaran kedua nanti.

"Lalu kepentingannya mirip - mirip. Katakanlah mengalahkan Jokowi di mana Jokowi mendukung Prabowo - Gibran, di saat yang sama mengalahkan elektabilitasnya Prabowo - Gibran yang naik," jelas dia.

Namun Ujang mengingatkan bahwa politik merupakan ranah yang amat dinamis, bergantung pada kepentingan apa yang dibawa dan disepakati.

"Tetapi jangan lupa politik itu dinamis, berubah, tergantung kepentingannya. Jadi di ujung kalau kepentingannya sama ya bergabung. Tapi kalau kepentingannya berbeda 1 dan 3 tidak akan bergabung," pungkas Ujang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas