Debat Gibran & Mahfud Soal 'Greenflation' Dinilai Tidak Memberikan Konteks, Pengamat: Jatuhnya Gimik
Dandy menilai, baik Gibran dan Mahfud sama-sama tidak memberikan konteks yang jelas dalam pembahasan 'greenflation'.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS), Dandy Rafitrandi, buka suara mengenai istilah 'greenflation' yang disampaikan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, dalam debat keempat capres-cawapres, pada Minggu (21/1/2024) lalu.
Adapun istilah asing tersebut ditanyakan Gibran kepada cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Dandy menilai, baik Gibran dan Mahfud sama-sama tidak memberikan konteks yang jelas dalam pembahasan 'greenflation'.
"Keduanya baik yang menanya (Gibran) maupun menjawab (Mahfud) itu memang tidak memberikan konteks, gitu ya. Jadi, itu they just dropping terminology (mereka hanya menghadirkan terminologi)," kata Dandy, dalam diskusi bertajuk 'Menanggapi Debat Keempat Capres-Cawapres' yang digelar CSIS, di Jakarta Pusat, pada Senin (22/1/2024).
Sehingga, kata Dandy, hal tersebut hanya sekadar gimik belaka. Padahal, menurutnya, mengenai 'greenflation' dapat dibahas lebih luas, satu di antaranya terkait geopolitik.
"Dan ini menurut saya hal yang sangat disayangkan, gitu ya. Karena enggak cuman greenflation aja, tapi tadi juga sudah dijelaskan oleh teman-teman banyak yang jatuhnya gimik, gitu ya, padahal sebenarnya penting untuk bisa dielaborasi lebih lanjut kalau memang kita lihat tren ini terjadi di tingkatan global, tidak hanya di Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, Dandy mencontohkan, keterkaitan pembahasan 'greenflation' dengan konflik antara Rusia dan Ukraina serta Amerika Serikat dan Tiongkok, yang menjadi satu di antara faktor pemberi dampak harga barang untuk transisi energi menjadi semakin tinggi.
"Ini mungkin juga bisa kita kaikan dengan keadaan geopolitik yang sekarang juga masih panas gitu ya, Rusia-Ukraina terus juga Amerika Serikat dan Tiongkok. Nah, ini memang membuat barang-barang atau bahan-bahan yang penting untuk transisi energi itu menjadi significantly higher," ucapnya.
"Dan ini mungkin yang ditakutkan oleh pemerintah di seluruh dunia apabila transisi energi misalnya, tidak dilakukan secara hati itu akan menimbulkan cost yang berlebih khususnya kepada konsumen."
Diberitakan sebelumnya, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka kembali menggunakan istilah asing dalam debat keempat capres-cawapres 2024, pada Minggu (21/1/2024).
Istilah asing disampaikan Gibran saat memberikan pertanyaan kepada cawapres nomor urut 3, Mahfud MD. Adapun istilah asing tersebut, yakni "green inflation".
"Bagaimana cara mengatasi green inflation?" tanya Gibran kepada Mahfud, dalam debat di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, pada Minggu malam.
Mendengar istilah asing kembali digunakan Gibran. Sebelum menjawab, Mahfud meminta putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu untuk memperjelas ostilah tersebut, berdasarkan aturan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).