Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye, Pengamat: Tanda-tanda Elektabilitas Paslon 02 Mandek
Sementara itu, elektabilitas pasangan calon (Paslon) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) terus menanjak.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti komentari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa presiden dan menteri boleh berkampanye serta berpihak pada pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) tertentu.
Ray menilai pernyataan Jokowi dipicu elektabilitas pasangan Capres dan Cawapres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) yang mandek.
Sementara itu, elektabilitas pasangan calon (Paslon) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) terus menanjak.
Baca juga: Kubu Prabowo-Gibran Ikut Ngomong soal Pernyataan Presiden Jokowi: Karena Dikaitkannya ke Kami
"Sudah saya sampaikan, bahwa bila sampai tanggal 20 Januari tanda-tanda elektabilitas paslon 02 tetap mandek, maka tak menutup kemungkinan Presiden Jokowi akan secara terang-terangan mendeklarasikan dukungan kepada salah satu paslon," jelas Ray dalam keterangannya, Rabu (24/1/2024).
Menurutnya hingga debat keempat Pilpres 2024, elektabilitas Prabowo-Gibran macet, meskipun masih menempati urutan pertama dibandingkan paslon 1 dan paslon 3.
Hal itu, menunjukkan ketua partai, tim sukses, bahkan Prabowo dan Gibran sulit mendongkrak elektabiltasnya. Gimick gemoy pun makin sulit menjadi ikon elektabilitas.
Baca juga: TKN Prabowo-Gibran Hormati Sikap Jokowi Masih Netral di Pilpres 2024: Kami Menunggu
Lebih sulit lagi karena performa Gibran pada debat terakhir bagi Cawapres berakhir dengan kesan negatif paling tinggi di antara 3 Cawapres.
"Satu-satunya yang bisa mengangkat elektabilitas Paslon 2 hanyalah Pak Jokowi, sebagai bapak dari Gibran, yang menjadi Cawapres Nomor Urut 2," kata Ray.
Dengan tingkat kepuasaan masyarakat yang masih relatif tinggi, seperti diungkapkan berbagai lembaga survei, daya tarik Jokowi diyakini dapat meningkatkan elektabilitas paslon 2.
Apalagi masa akhir kampanye semakin dekat, sehingga keterlibatan Jokowi dalam kampanye akan membuka kemungkinan untuk mengejar target Paslon 2 menang satu putaran pada Pilpres 2024.
Prediksi itu, akhirnya terbukti pada Rabu (24/1/2023), ketika Jokowi didampingi Capres Nomor 2 Prabowo Subianto, menyiratkan keinginan untuk terjun langsung berkampanye.
“Presiden tuh boleh lho kampanye, Presiden boleh memihak, boleh," ujar Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Meski demikian, Jokowi menyampaikan pejabat publik boleh berkampanye asalkan tidak menggunakan fasilitas negara.
"Kita ini pejabat publik sekaligus pejabat politik, masa berpolitik enggak boleh, menteri juga boleh," kata Jokowi.