4 Hasil Survei Capres Versi Lembaga Asing: Anies Vs Prabowo Vs Ganjar di Pilpres 2024
Bahkan ada lembaga asing yang ikut melakukan survei terhadap tiga pasangan capres-cawapres yang bertarung di Pilpres 2024.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan presiden (Pilpres) 2024 di Indonesia tak luput dari sorotan luar negeri.
Bahkan ada lembaga asing yang ikut melakukan survei terhadap tiga pasangan capres-cawapres yang bertarung di Pilpres 2024.
Seperti diketahui Pilpres 2024 diikuti tiga pasang capres-cawapres yakni nomor urut 1 Anies-Muhaimin, nomor urut 2 Prabowo-Gibran, dan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.
Lalu seperti apa hasil survei lembaga asing itu? Selengkapnya dirangkum Tribunnews.com, Kamis (25/1/2024).
1. Survei Terbaru The Economist
Media asal Inggris The Economist per 16 Januari 2024 mempublikasikan paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran mendapat dukungan sekitar 50 persen.
The Economist merangkum survei itu dalam artikel berjudul ‘Who will be the next president of Indonesia’ yang dirilis pada Rabu (24/1/2024).
Survei mencoba memantau siapakah calon presiden yang bertarung dan bagaimana dukungan terhadap ketiganya.
“Prabowo 50 persen, Ganjar 23 persen, dan Anies 21 persen, meski terdapat penurunan suara antara periode September hingga Oktober 2023, namun elektabilitas Prabowo terus mengalami kenaikan pada 31 Oktober 2023 hingga Januari 2024,” tulis The Economist.
Baca juga: Ini 11 Lembaga Survei yang Akurat Prediksinya di Pilpres 2019 Lalu, Bagaimana 2024?
The Economist juga menggambarkan sosok Prabowo yang jika terpilih sebagai Presiden Indonesia akan meneruskan program Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Prabowo tidak hanya menganut paham ‘Jokowinomics’ yaitu pembangunan berbasis infrastruktur, tetapi juga menggandeng putra Jokowi yang berusia 36 tahun, Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangannya,” tulis The Economist.
2. Survei Bloomberg
Survei Bloomberg yang dilakukan awal Januari 2024 ini menempatkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan di urutan pertama yang cocok jadi Presiden RI.
Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan lembaga berbasis media itu setelah melakukan wawancara terhadap 17 ekonom dan analis pasar.