Debat Capres Bahas Kebudayaan, Kopi Gama Sampaikan Usul Ini ke Ganjar-Mahfud
Menurut Teguh, selama 10 tahun gerakan para seniman dan budayawan di Indonesia sudah cukup baik. Salah satu indikatornya sudah diadakannya Kongres
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sehari sebelum debat final calon presiden (capres) Pilpres 2024 digelar, Ketua dan Pembina Kopi Gama melakukan konsolidasi di Yogyakarta tentang kebudayaan yang menjadi tema debat.
Mereka menyempatkan silaturahmi ke Gus Muwafiq, da'i yang selalu menyampaikan ceramah tentang sejarah dan kebudayaan Nusantara.
Teguh Haryono, Pembina Kopi Gama Indonesia mengatakan, kebudayaan merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan identitas bangsa.
"Strategi kebudayaan ini penting, sebagai pertahanan bangsa Indonesia untuk menghadapi gelombang globalisasi. Contohnya, seperti Hallyu Korean Wave yang masuk ke ruang ruang privat masyarakat lewat teknologi internet di Hp, terutama menjaga generasi milenial dan Gen Z yang hidup sebagai generasi digital native atau generasi yang hidup dengan kemajuan teknologi," kata Teguh Haryono dalam keterangannya kepada awak media, Sabtu (3/2/2024).
Menurut Teguh, selama 10 tahun gerakan para seniman dan budayawan di Indonesia sudah cukup baik. Salah satu indikatornya sudah diadakannya Kongres Kebudayaan, Kongres Bahasa dan Munas Kebudayaan yang difasilitasi pemerintah.
Oleh karena itu, ia mengusulkan dibentukanya kementerian khusus kebudayaan.
"Makanya, sudah waktunya pemerintah Indonesia membentuk Kementerian Kebudayaan, dan soal ini yang memiliki komitmen untuk membuat Kementerian Kebudayaan ya Capres 03 Mas Ganjar dan Pak Mahfud," ujar Teguh yang juga Doktor Pertahanan yang menjadi inisiator Gerakan Daulat Budaya Nusantara itu.
Baca juga: Hashim, Dudung hingga Maruarar Hadiri Deklarasi Rapi Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Sementara itu, Ketua Kopi Gama Gus Paox Iben menyatakan, kebudayaan nusantara bangsa Indonesia selama ini mampu berhadapan (akulturasi) dengan kebudayaan bangsa lain. Contohnya, lakon punokawan seperti Semar Petruk Gareng dan Bagong adalah karya Prabu Jayabaya membumikan cerita Ramayana dan Mahabarata dari peradaban Hindustan.
"Peradaban (kebudayaan) nusantara ini unik, selama ribuan tahun mampu beradaptasi dengan peradaban bangsa lain. Nenek moyang kita tidak menolak kebudayaan lain dan tidak terbawa arus budaya di luar nusantara. Justru leluhur kita ini mengharmonisasi kebudayaan lain dengan jati diri bangsa Indonesia," tutur Gus Paox Iben yang sempat menyambut kunjungan Ganjar Pranowo dengan parade Seni Barongan di Kendal Jawa Tengah.
Baca juga: Turun Gunung ke Jakarta, Ahok Siap Gerus Suara Basis Massa Anies untuk Ganjar-Mahfud
Di sisi lain, Gus Muwafiq menyampaikan, Islam telah bergerak selama 800 tahun sebelum sampai di daratan Nusantara, transformasi Islam untuk memenuhi takdir sebagai agama yang membawa kesejukan bagi seluruh umat manusia memerlukan waktu tidak sebentar.
Oleh karena itu, pertemuan antara konsep agama dan kebudayaan terjadi dimana pun, dengan karakter dan corak Islam di Indonesia beragam. Sebab, Indonesia dihuni oleh ratusan ribu budaya, suku, dan tradisi.
"Di Arab sana, haji adalah hal yang biasa. Di sini merupakan hal yang istimewa dan gelarnya melekat. Kalau di Jawa berubah menjadi Wak Kaji. Nabi Muhammad juga, sampai di Indonesia mendapat sapaan nama tambahan, Kanjeng Nabi. Salat sebutannya berubah menjadi sembahyang. Ini kan kebudayaan, tapi agamanya dan substansinya tetap," pungkas aumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Debat Kelima Capres 2024: Daftar 12 Panelis, Moderator, dan Tema Debat
Debat kelima sekaligus debat final Pilpres 2024 akan kembali digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di JCC Senayan, Jakarta, pada Minggu, 4 Februari 2024.
Dalam debat pamungkas nanti, tiga capres peserta Pilpres 2024 yakni nomor urut 1 Anies Baswedan, nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo, akan kembali bertemu.
Anies, Prabowo dan Ganjar akan beradu visi misi, program dan gagasan untuk mengetahu kapasitas masing-massing sebagai calon pemimpin negara, dengan tema "Kesehatan, Ketenagakerjaan, Kebudayaan, Teknologi Informasi, Kesejahteraan Sosial dan Inklusi."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.