Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Usulan BUMN Berubah Jadi Koperasi, Ekonom Ingatkan Penguatan Koperasi Tak Boleh Ugal-ugalan

Direktur eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah memberikan pandangannya terkait usulan mengubah BUMN menjadi koperasi.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ada Usulan BUMN Berubah Jadi Koperasi, Ekonom Ingatkan Penguatan Koperasi Tak Boleh Ugal-ugalan
Kemenkeu
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior yang juga direktur eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah memberikan pandangannya terkait usulan mengubah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi koperasi yang beredar beberapa hari belakangan.

Menurut Piter, pada dasarnya dunia koperasi merupakan pilar penting perekonomian Indonesia.

Usulan tersebut muncul dari salah satu Tim Pemenangan Nasional Capres-Cawapres mengenai wacana mengganti BUMN dengan koperasi.

"Semangat untuk memperkuat koperasi, dan itu adalah sesuatu yang sangat positif. Karena kita memang sudah terlalu lama mengabaikan koperasi," ucap Piter kepada Tribunnews, Minggu (4/2/2024).

Menurut Piter, untuk menguatkan koperasi di Indonesia tidak bisa dilakukan secara ugal-ugalan seperti mewacanakan mengganti BUMN menjadi koperasi.

Dia mengatakan, jika itu dilakukan akan dapat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. "Di dalam undang-undang kita, koperasi disebut sebagai soko guru perekonomian," kata dia.

Berita Rekomendasi

"Tetapi penguatan koperasi tidak kemudian dilakukan secara ugal-ugalan. Misal dengan mengubah semua BUMN menjadi koperasi," tukasnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai pandangan timses salah satu paslon yang menyatakan akan membubarkan BUMN dan diganti dengan koperasi sama saja dengan memunculkan pengangguran baru sebanyak 1,6 juta orang yang merupakan pegawai BUMN.

Erick menambahkan, selama puluhan tahun para karyawan BUMN telah membuktikan diri sebagai agen perubahan dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang pertumbuhannya mencapai 5 persen.

Baca juga: Prabowo Janji Bawa Program Internet Gratis Ide Ganjar ke Seluruh Desa di Indonesia

"Sungguh ironis pandangan seperti itu. Jika ingin dibubarkan dan diganti dengan koperasi, maka sama saja memunculkan pengangguran baru di saat semua orang butuh lapangan pekerjaan. Sangat tidak masuk akal," ujar Erick Thohir di Jakarta, Sabtu (3/2/2023).

Sederet sumbangsih BUMN sebagai agen perubahan dan pada tahun 2023 telah menghasilkan deviden terbesar dalam sejarah dari BUMN ke negara senilai Rp82,1 triliun.

Menurut Erick, hal ini telah menjadi pondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini.

Baca juga: Ganjar-Anies Kompak Sindir Program Bansos, Kaesang Balas Kritik Korupsi Saat Covid-19

Erick juga memastikan saat ini, seluruh BUMN bekerja dengan baik dan penugasan-penugasan yang diberikan pemerintah sudah dilakukan dengan baik.

"Jika dinilai ada kekurangan, memang tidak ada yang sempurna. Tapi kita lihat hasilnya hari ini sudah terbukti bagaimana BUMN itu bisa untung Rp250 triliun, sudah memberikan kontribusi besar, kepada negara yang dipakai untuk program-program yang sedang dilakukan pemerintah, seperti program kesehatan, pangan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas