Survei Indikator: Prabowo Tembus 51,8 Persen, Disusul Anies dan Ganjar, Bagaimana Peluang Putaran?
Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei peta elektoral diakhir-akhir masa kampanye, Jumat (9/2/2024).
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei peta elektoral diakhir-akhir masa kampanye, Jumat (9/2/2024).
Survei dilaksanakan pada 8 Januari - 4 Februari 2024.
Survei ini menggunakan 1.200 responden dengan margin of ertor sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei menunjukan, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, memiliki elektabilitas tertinggi dengan 51,8 persen.
Paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menyusul dengan angka 24,1 persen.
Sementara, paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD menunjukan angka keterpilihannya 19,6 persen.
"Kalau kita pakai simulasi surat suara, Pak Prabowo-Gibran 51,8 persen. Peringkat kedua adalah Anies-Muhaimin 24,1 persen, peringkat ketiga meski selisih tak signifikasn dengan Anies, ada pasangan Ganjar-Mahfud."
"Dan masih ada 4,5 persen pemilih responden kita yang waktu kita survei megnatakan tidak tahu tidak jawab," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Jumat (9/2/2024),
Menurut Burhanuddin, dengan angka itu maka menyiratkan peluang Pilpres 2024 dengan skenario dua putaran tipis.
Meski demikian, pihaknya tak menutup kemungkinan dua putaran bakal terjadi, mengingat margin of eror survei ini 2,9 persen.
Artinya, kata Burhan, elektabilitas Prabowo-Gibran secara riil bisa saja berubah menjadi di bawah 50 persen.
Baca juga: Survei Indikator Terbaru: Prabowo-Gibran Unggul di Kalangan NU di Jatim
"Karena masih ada margin of error, secara konservatif masih ada peluang terjadi dua putaran, tetapi angka 51,8 persen dan tren yang terus naik buat Pak Prabowo-Gibran maka saya bisa mengatakan, potensi atau probabilitas satu putaran meningkat buat Prabowo-Gibran dibanding survei sebelum-sebelumnya,"
"Kalau sebelumnya, probabilitas masih fifty-fifty sekarang meningkat lagi, meski peluang dua putaran itu menipis dengan peningkatan suara Pak Prabowo," lanjut Burhanuddin.
Hal itu, kata Burhanuddin, juga tergantung dengan undecided voters yang belum mementukan pilihan.