Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ganjar-Mahfud Ikut Prosesi Ruwatan Durga Mendhak Sang Kala Sirna, Ini Maknanya

Makna ruwatan Durga Mendhak Sang Kala Sirna yakni cerita tentang nafsu kuasa yang telah merasuki Durga hingga lupa segalanya.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ganjar-Mahfud Ikut Prosesi Ruwatan Durga Mendhak Sang Kala Sirna, Ini Maknanya
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Kirab kebudayaan menjadi penampilan pembuka acara Hajatan Rakyat dalam rangka Kampanye Akbar Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu (10/2/2024) pagi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Capres-Cawapres nomor urut 03 Ganjar-Mahfud mengakhiri masa kampanye Pilpres 2024 dengan menggelar Hajatan Rakyat Solo, Grebeg, Ruwatan hingga Kirab Warisan Budaya di Benteng Vastenburg di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

Keduanya mengikuti kirab budaya yang dipusatkan di Benteng Vastenburg. Ganjar naik pedati yang ditarik sapi di barisan bareng istri Atiqoh Ganjar dan putranya, Alam Ganjar.

Baca juga: Hening Cipta Ganjar dan Massa Kampanye Semarang untuk Blacius Subono, Pemeran Semar yang Meninggal

Di belakangnya, Mahfud naik pedati bersama istri, Zaizatun Nihayati dan putirnya Vina.

Di belakangnya barisan ledati diisi jajaran TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, Andika Perkasa, dan Yenny Wahid. Hadir juga perwakilan partai pendukung Ganjar Mahfud seperti Waketum Perindo TGB Zainul Majdi, politisi PDIP Ario Bimo dan FX Hadi Rudyatmo, dan Romy Romahurmuziy.

Di tengah kirab yang disambut puluhan ribu massa, Gnjar-Mahfud lantas berhenti di depan Balai Kota Surakarta.

Di sini keduanya melakukan prosesi ruwatan Durga Mendhak Sang Kala Sirna di Balai Kota sebagai simbol kekuasaan saat ini.

Makna ruwatan Durga Mendhak Sang Kala Sirna yakni cerita tentang nafsu kuasa yang telah merasuki Durga hingga lupa segalanya. Pranata dan aturan hukum tidak berguna. Dia menginginkan anaknya, Dewasrani, berkuasa atas seluruh jagad raya dengan segala cara.

Baca juga: Ribuan Orang Hadiri Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud di Semarang 

Berita Rekomendasi

Namun rakyat tetap waspada, menolak dan siap sedia melawannya. Rakyat bersama Wisanggeni, mampu mengalahkan Dewasrani. Durga sangat marah namun sia-sia. Semar Badranaya, Sang pamomong Wisanggeni, mampu menghadang dan mempecundanginya

Cerita ini tentang nafsu kuasa. Tentang pribadi yang merasa bahwa dirinya sebagai yang paling berhak, dipadu dengan keserakahan. Ini cerita tentang Dewasrani, putra penguasa kadewan, yang merasa bahwa dirinyalah yang harus menguasai jagad dengan segala daya upayanya.
Dewasrani anak Sang Jagadnata dan Bathari Durga. Ambisi kuasanya itu berhadapan dengan utusan kebenaran, Wisanggeni.

Acara ruwatan ini dimaksudkan sebagai simbol cinta rakyat Solo Raya kepada pemimpinnya, revolusi cinta dilakukan agar segala keburukan, serta gangguan di pusat kekuasaan kembali mendapatkan keselamatan, kewarasan, dan ketenteraman.

Seperti diketahui, selain pasukan kirab terdiri dari 21 pedati sapi, ada pula para pelaku kesenian dan budaya seperti Reog Ponorogo, Wayang Orang, dan Barongsai.

Setelah itu keduanya akan diantar ke mengunakan Mobil Jeep dari Benteng Vastenburg menuju Pintu Tol Klodran, Kabupaten Karanganyar, menuju Semarang.

Sebagai informasi, Hajatan Rakyat Solo, Grebeg, Ruwatan dimulai senam Zumba, diiringi lagu Sat Set Tas Tes, pada pukul 06.30 WIB, dilanjutkan atraksi Parade Reog, Barongsai, Liong, Lembu Suro hingga Pagelaran Wayang Orang yang sarat budaya Jawa.


Kegiatan pendukung Hajatan Rakyat Akbar ini diselenggarakan di 14 titik di berbagai penjuru Kota Solo, mengusung tema Pundak Harapan Rakyat, Hajatan Rakyat.

Diketahui, duet Ganjar-Mahfud mengakhiri masa kampanye Pilpres 2024 dengan menggelar Hajatan Rakyat di Kota Solo dan Kota Semarang, Jawa Tengah.

Salah satu rangkaian kegiatan Hajatan Rakyat yang menarik adalah meruwat Balai Kota Surakarta sebagai simbol kekuasaan saat ini. Acara ruwatan ini dimaksudkan sebagai simbol cinta rakyat Solo Raya kepada pemimpinnya, revolusi cinta dilakukan agar segala keburukan, serta gangguan di pusat kekuasaan kembali mendapatkan keselamatan, kewarasan, dan ketenteraman.

Kirab juga menjadi bagian penting dalam acara ini, dengan menggelar berbagai pertunjukan yang meriah, dimulai dari Jalan Ngarsopuro menuju Benteng Vastenburg. Kegiatan Hajatan Rakyat, Bukan Pesta Konglomerat akan dimeriahkan sejumlah seniman, musisi, penyanyi, dan selebritas lokal dan nasional, di antaranya Butet Kartaredjasa, NDX AKA, Rara Lida, Lala Widhy, Mala Agatha, Vega, dan masih banyak lagi lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas