Survei LSN: Publik Kurang Suka Capres-Cawapres Serang Lawan Secara Personal
Sebaliknya seorang kandidat yang banyak diserang justru akan kebanjiran simpati publik.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menegaskan mayoritas publik atau 73,2 responden kurang suka terhadap seorang kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang sering melakukan serangan personal kepada kandidat lainnya.
Direktur Eksekutif LSN, Gema Nusantara Bakry mengatakan pandangan masyarakat itu merupakan respons atas debat capres terakhir yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) beberapa waktu lalu.
"Hanya 16,8 persen responden yang mengaku suka apabila ada seorang kandidat menyerang kandidat lain dalam debat capres maupun cawapres," kata Gema dalam rilis survei LSN yang berlangsung daring, Sabtu (10/2/2024).
Baca juga: LSN: Ada Tiga Faktor Pilpres Dapat Berlangsung Dua Putaran
Besarnya persentase responden yang kurang suka terhadap kebiasaan menyerang kandidat lain dalam sebuah debat, jelas Gema, menyebabkan seorang kandidat baik itu capres maupun cawapres, cenderung mendapatkan antipati publik.
Sebaliknya seorang kandidat yang banyak diserang justru akan kebanjiran simpati publik.
Hasil survei LSN mengindikasikan capres 01 Anies Baswedan dinilai oleh bagian terbesar publik atau 35,9 persen responden sebagai seorang kandidat yang sering melakukan serangan personal kepada kandidat lainnya.
Kemudian capres 03 Ganjar Pranowo dinilai oleh 18,5 persen responden serang melakukan serangan personal kepada capres lain.
"Sedangkan Prabowo Subianto yang mata emak-emak banyak menjadi sasaran serangan dinilai paling sedikit melakukan serangan personal terhadap kandidat atau capres lainnya," ujarnya.
Sementara itu sebanyak 30,9 persen responden tidak dapat memberikan pendapat capres mana yang paling banyak menyerang personal capres lain.
Adapun metodologi survei dilakukan tanggal 4 hingga 9 Februari di 38 Provinsi di Indonesia. Populasi survei adalah warga negara Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun.
Jumlah sampel sebesar 1200 responden dan diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak sistematis dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan telepon oleh tenaga terlatih dengan bantuan paduan atau pedoman kuesioner. Responden terdistribusi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan.
Survei ini juga dilengkapi dengan penelusuran data percakapan warganet melalui media monitoring dari berbagai platform media sosial.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.