Bersyukur Pemilu Tak Diwarnai Politisasi Identitas, Siti Zuhro: Tapi Harga yang Dibayar Sangat Mahal
Siti Zuhro mengaku bahagia jalannya Pemilu 2024 hingga waktu pencoblosan hari ini, Rabu 14 Februari 202.4, tidak diwarnai dengan politisasi identitas.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti utama senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Siti Zuhro mengaku bahagia jalannya Pemilu 2024 hingga waktu pencoblosan hari ini, Rabu 14 Februari 2024, tidak diwarnai dengan politisasi identitas atau intoleransi.
Hal ini disampaikan Siti dalam podcast quick count Pilpres 2024 Tribun Network 'Waktu Indonesia Memilih' di Studio Tribun Network, Palmerah, Jakarta pada Rabu (14/2/2024).
"Kapan kita menghentikan politisasi - politisasi, kita kan sudah senang pemilu ini tidak ada lagi yang namanya politisasi identitas atau intoleransi, saya gembira," kata Siti.
Namun lanjutnya, meski politisasi identitas atau bentuk intoleransi itu nihil terjadi, harga yang harus dibayarkan menurutnya luar biasa.
Harga yang dibayarkan adalah bagaimana penegakkan hukum atau porsi Indonesia sebagai negara hukum itu jeblok. Tren ini kata Siti, sudah ia endus dan wanti-wanti pada penghujung tahun 2022.
"Tapi gantinya luar biasa, gantinya dari ini, tantangannya luar biasa. Saya termasuk yang sudah sangat was-was begitu masuk tahun 2023 di saat penegakkan hukum itu jeblok," kata Siti.
"Apa yang kita harapkan dengan pemilu keadaan kita hukumnya seperti ini. Waktu itu sudah saya bicarakan di penghujung 2022, masuk 2023 yang saya anggap sebagai prakondisi pemilu 2024, terjadi semuanya," lanjut dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.