Magnet Prabowo Belum Berpengaruh ke Suara Gerindra, Ini Perbandingan dengan PDIP yang Masih Perkasa
Adi Prayitno angkat bicara soal suara Partai Gerindra yang belum berbanding lurus dengan keunggulan besar Prabowo Subianto.
Editor: Wahyu Aji
![Magnet Prabowo Belum Berpengaruh ke Suara Gerindra, Ini Perbandingan dengan PDIP yang Masih Perkasa](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pdip-gerindra-lsi-dennyja.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil hitung cepat Pileg 2024 sampai hari ini Kamis (15/2/2024) masih terus dilakukan.
Dikutip dari Kompas.com, PDI Perjuangan masih unggul dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 menurut hasil hitung Litbang Kompas pukul 15.43 WIB.
Perolehan suara partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mencapai 16,29 persen.
Sementara di posisi kedua ada Partai Golkar (14,65 persen), Partai Gerindra (13,55 persen), dan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB (10,83 persen).
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno angkat bicara soal suara Partai Gerindra yang belum berbanding lurus dengan keunggulan besar Prabowo Subianto.
Adi membandingkan dengan hasil Pileg PDI Perjuangan yang konsisten karena sukses mengkapitalisasi sumber daya politiknya, berbuah suara besar di Pileg.
"Saya tak kaget, kenapa karena PDIP hari ini partai yang punya resources (sumber daya), jejaring politik dan network yang solid tak tergantikan," kata Adi dikutip dari wawancara di TV One, Kamis (15/2/2024).
Adi mengatakan harusnya suara partai besutan Prabowo itu juga naik signifikan di Pemilu 2024.
"The one and only magnetnya Gerindra adalah Prabowo Subianto, mestinya naik secara signifikan, tapi hari ini quick count Gerindra baru 13 persen, bayangan saya Gerindra diatas 16. Itu artinya apa kemenangan Prabowo dalam konteks Pilpres tidak terlepas dari limpahan politik elektoral," katanya.
Dirinya menyebut dalam Pilpres 2024, suara Ganjar hilang dan kabur ke Prabowo karena pemilih loyal atau strong votternya Jokowi.
"Mereka orang yang mengaku puas dengan kinerja Jokowi perlahan pindah dan berikan dukungan untuk Prabowo," katanya.
Adi juga mengungkapkan alasan kenapa suara Gerindra belum melonjak signifikan.
"Ada distingsi antara pilpres dan pileg yang diselenggarakan secara serentak. Hati dan pikiran pemilih terbelah satu sisi pilpres pilih Prabowo, tapi pileg pilih yang lain. Ini lah potret politik kita yang tidak linier dan tidak bisa dibaca secara hitam dan putih," katanya.
Berikut perolehan sementara 18 partai politik nasional peserta Pemilu 2024 sesuai nomor urut, merujuk pada hasil quick count Litbang Kompas dengan persentase data masuk 94,35 persen:
- PKB: 10,83 persen
- Partai Gerindra: 13,55 persen
- PDI Perjuangan: 16,29 persen
- Golkar: 14,65 persen
- Partai Nasdem: 9,75 persen
- Partai Buruh: 0,68 persen
- Partai Gelora: 0,83 persen
- PKS: 8,45 persen
- PKN: 0,22 persen
- Partai Hanura: 0,82 persen
- Partai Garuda: 0,28 persen
- PAN: 7,06 persen
- PBB: 0,38 persen
- Partai Demokrat: 7,61 persen
- PSI: 2,83 persen
- Perindo: 1,36 persen
- PPP: 3,91 persen
- Partai Ummat: 0,48 persen
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.