Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata Jubir TPN soal Adanya Dugaan Kecurangan Pemilu Secara Terstruktur, Sistematis dan Masif

Haris Pertama mengatakan potret kecurangan Pemilu 1997 hampir mirip dengan kondisi seperti sekarang ini.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kata Jubir TPN soal Adanya Dugaan Kecurangan Pemilu Secara Terstruktur, Sistematis dan Masif
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Tangan seorang warga usai menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 memegang papan yang terpasang poster Daftar Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 15, Kelurahan Kacapiring, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024). Pelaksanaan Pemilu 2024 serentak digelar di TPS-TPS yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPD, serta anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. (TRIBUM JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar – Mahfud, Haris Pertama, mengatakan potret kecurangan Pemilu 1997 hampir mirip dengan kondisi seperti sekarang ini.

Dimana masyarakat dapat melihat dugaan kecurangan Pilpres 2024 dimulai dari pelanggaran konstitusi, proses pencapresan, dan lain sebagainya. Bahkan, Presiden Jokowi sendiri sejak awal menyatakan akan cawe-cawe dalam urusan Pemilu 2024.

“Pada Pemilu 1997 kecurangan rezim penguasa hanya menggunakan birokrasi hingga aparat,” ujar Haris Pertama kepada wartawan, Kamis (15/2/2024).




Namun kini, dugaan kecurangan semakin masif, seperti mempercepat realisasi bansos, dugaan melakukan intimidasi kepada akademisi dan mahasiswa yang mengkritik rezim pemerintah, dan lain sebagainya.

“Ada dugaan kecurangan Pemilu secara terstruktur, sistematis dan masif yang diduga dilakukan untuk memenangkan Prabowo-Gibran,” tegas Haris.

Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count, TKN Minta Semua Pihak Tetap Sabar

Ketua Umum DPP KNPI ini mengatakan, pada Pemilu 1997 parpol peserta yang melakukan protes terhadap kecurangan sejak awal, proses kampanye, dan penghitungan suara.

“Sementara pada Pilpres 2024, Guru Besar dan Civitas Akademisi mempelopori rasa prihatin atas adanya pelanggaran etika dan moral yang merusak tata demokrasi dan tata negara,” ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Haris melanjutkan, dugaan kecurangan Pemilu 2024 ini juga dapat dilihat dalam film Dirty Vote yang mengungkap skenario kecurangan Pilpres 2024.

“Dalam film tersebut secara terang benderang terlihat skenario kecurangan Pilpres 2024 mulai dari mengubah syarat pencalonan di Mahkamah Konstitusi agar putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka bisa jadi cawapres,” tuturnya.

Sekadar diketahui, DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meyakini terjadi kecurangan yang sudah melewati batas di momen Pemilu 2024.

Sehingga PDIP merekomendasikan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk membentuk tim khusus yang fokus mengumpulkan berbagai kecurangan di Pilpres 2024.

“Suara rakyat adalah suara kebenaran karena itulah seluruh struktur PDI Perjuangan bersama dengan sukarelawan saksi dan kerja sama dengan PPP, Perindo, dan Hanura terus mengumpulkan fakta-fakta di lapangan," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Mengenai adanya operasi kecurangan di Pilpres 2024, lanjut Hasto, memang sudah diprediksi dan banyak disuarakan oleh kelompok-kelompok pro demokrasi.

Hasto menekankan seluruh elemen masyarakat sipil paling banyak bersuara baru terjadi di Pilpres 2024 ini setelah reformasi. Hal itu juga disampaikan oleh para guru besar di berbagai kampus.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas