Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lonjakan Suara PSI, Operasi Senyap, Rawan Kekacauan hingga Jokowi Kena Kritik

Soal suara PSI melonjak, operasi senyap hingga kemungkinan muncul kekacauan disinggung, Presiden Jokowi pun kena imbasnya, dikritik.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Lonjakan Suara PSI, Operasi Senyap, Rawan Kekacauan hingga Jokowi Kena Kritik
HO/Tangkapan video youtube kompastv
Kolase foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kaesang Pangarep Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), putra Presiden Jokowi. Soal suara PSI melonjak, operasi senyap hingga kemungkinan muncul kekacauan disinggung, Presiden Jokowi pun kena imbasnya, dikritik. 

Dalam rentang waktu tersebut, suara PSI bertambah hingga 230.361 suara per 2 Maret 2024 pukul 15.00 WIB. Sedangkan pada 29 Februari 2024 pukul 10.00 WIB, suara PSI baru mencapai 2.171.907 atau 2,86 persen.

Terbaru, per Senin (4/3/2024) pukul 15.00 WIB, suara PSI mencapai 2.404.302 suara atau 3,13 persen.

Koalisi Masyarakat Sipil menilai lonjakan suara yang dialami PSI tidak masuk akal.




"PSI satu-satunya partai yang mengalami lonjakan suara sangat tajam itu dalam kurun waktu dan rentang persentase suara masuk yang sama," ungkap pernyataan Koalisi Masyarakat Sipil, dari Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum & HAM Indonesia (PBHI), Julius Ibrani, Senin.

"Bagi Koalisi Masyarakat Sipil yang sangat akrab dengan data riset serta terbiasa membaca tren dan dinamika data, lonjakan presentase suara PSI di saat data suara masuk di atas 60 persen itu tidak lazim dan tidak masuk akal," lanjutnya.

Koalisi Masyarakat Sipil menyebut, sudah mengingatkan penghentian pleno terbuka tentang rekapitulasi suara secara manual di tingkat Kecamatan serta penghentian Sirekap KPU harus dipersoalkan.

"Sebab hal itu menguatkan kecurigaan publik bahwa Pemilu 2024 telah dibajak oleh rezim Jokowi," ungkapnya.

Baca juga: Jokowi soal Suara PSI Naik Versi Rekapitulasi Sementara: Tanyakan ke KPU

BERITA TERKAIT

Menurut Koalisi Masyarakat Sipil, rekayasa tersebut diduga untuk mewujudkan tiga keinginan Jokowi.

"Yaitu satu, memenangkan Paslon Capres Cawapres Prabowo-Gibran, dua, meloloskan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke Parlemen, dan tiga, untuk menggerus suara PDI Perjuangan," ujarnya.

Koalisi Masyarakat Sipil telah menduga penggelembungan suara akan terjadi bersamaan dengan penghentian penghitungan manual di tingkat kecamatan dan penghentian Sirekap KPU.

"Jika dugaan penggelembungan suara PSI dan fakta-fakta kecurangan ini dibiarkan, maka lengkaplah kekacauan Pemilu 2024 yang dengan sendirinya menghancurkan legitimasi Pemilu," ungkapnya.

Oleh karena itu, Koalisi Masyarakat Sipil mendesak para anggota DPR RI menggunakan hak konstitusional untuk membongkar kejahatan Pemilu 2024, khususnya melalui penggunaan Hak Angket.

Jokowi Ingin Amankan Putranya Kaesang Pangarep ?

Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti turut mengkritisi suara PSI yang tiba-tiba menggelembung.

Menurut Ikrar, sangat mustahil ada sebuah parpol suaranya meroket hanya dalam waktu tiga hari.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas