Anak Muda Peserta Diskusi Film Eksil Tergelitik Saat Mahfud MD Sebut Dirinya Bukan Lagi Pemerintah
Mahfud MD menyempatkan diri menghadiri acara diskusi film berjudul Eksil di sebuah bioskop di Blok M Plaza Jakarta pada Kamis (14/3/2024)
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sela-sela kesibukannya menghadapi tahapan Pilpres 2024, Calon wakil presiden nomor urut 3 sekaligus mantan Menko Polhukam Mahfud MD masih menyempatkan diri menghadiri acara diskusi film berjudul Eksil di sebuah bioskop di Blok M Plaza Jakarta pada Kamis (14/3/2024).
Peserta acara yang digagas komunitas yang bergiat di bidang pendidikan, Nalar Muda Nusantara, mayoritas adalah anak-anak muda.
Mereka tampak hampir memenuhi seluruh kursi di bioskop tersebut dan menyaksikan film dokumenter besutan sutradara Lola Amaria tentang eksil korban pelanggaran HAM berat masa lalu peristiwa 1965-1966.
Selepas menyaksikan film berdurasi sekira 2 jam itu, mereka pun berdiskusi dengan Mahfud MD.
Saat menyampaikan kesan-kesannya tentang film tersebut, Mahfud juga menceritakan pengalamannya mengunjungi para eksil tersebut di antaranya di Ceko dan Belanda ketika menjabat Menko Polhukam di medio 2023 untuk mensosialisasikan kebijakan negara soal penyelesaian non yudisial pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca juga: Yusril Persilakan jika Kubu Ganjar-Mahfud Datangkan Saksi Kapolda untuk Sengketa Pilpres di MK
Mahfud di antaranya menceritakan kisah seorang eksil di Ceko asal Bali yang ingin dimakamkan di Indonesia apabila wafat
Saat itu, ia keceplosan menyebut dirinya sebagai pemerintah.
"Tapi ada satu orang yang mungkin sampai sekarang masih berada di sebuah rumah sakit di Ceko, pada waktu itu di Ceko, dia orang Bali. Ketika saya ke sana (dia) tidak bisa datang, tetapi dia berpesan 'tolong nanti kalau saya meninggal, saya ingin dikubur di tanah air saya di Indonesia'. Saya persilakan kepada keluarganya," kata Mahfud.
Baca juga: Siapa Kapolda yang Akan Dibawa Kubu Ganjar-Mahfud ke MK? Ini Kata Wakil Deputi Tim Hukum TPN
"Dan kami pemerintah, saya sudah bukan pemerintah sekarang," sambung dia disambut tawa para peserta yang tergelitik mendengar apa yang disampaikan Mahfud.
Mahfud pun yang mendengar hal tersebut kemudian spontan tertawa kecil.
Ia lantas melanjutkan ceritanya.
Pada saat sesi tanya jawab, Mahfud pun sempat ditanya oleh seorang mahasiswa perihal apa yang mungkin bisa dilakukan Mahfud kepada para eksil apabila nanti tidak lagi berada di pemerintahan.
Mahfud lantas menegaskan bahwa kontribusinya sangat kecil soal hal tersebut.
Menurutnya, rakyat Indonesialah yang berkontribusi sangat besar melalui reformasi.
Rakyat Indonesia, kata dia, dengan gagah berani pada waktu itu menumbangkan rezim otoriter yang sangat kuat.
Ia pun menceritakan bagaimana rakyat saat itu berhasil menumbangkan rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto dalam hitungan bulan.
"Terus saya mau apa (bila tidak di pemerintahan)? Ya saya seperti dulu. Bisa menulis, saya masih mengajar, dan sebagainya. Bisa memberi pendapat saran-saran terhadap pemerintah," kata Mahfud.
"Yang penting ke depannya itu yaitu, satu, kita membangun negara komstitusional, demokrasi. Itu artinya apa? Kedaulatan rakyat itu harus seiring kedaulatan hukum," ujar dia.