'Kode Keras' Gerindra Rangkul PKS ke Kabinet, Habiburokhman: Selama Ini 'Mainkan' Oposisi Elegan
Habiburokhman mengakui PKS sebenarnya bisa melakukan sabotase keputusan kebijakan maupun pembuatan undang-undang di DPR. Akan tetapi, kata dia, PKS
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Acos Abdul Qodir

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman memberi "kode politik" perihal rencana pihaknya merangkul mengajak seteru Pilkres 2024, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), masuk ke dalam Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nanti.
Elite partai politik berlambang kepala burung garuda itu bahkan pujian PKS selama masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) mengambil peran sebagai oposisi yang elegan.
"Beda itukan cover-nya, hatinya sama-sama Merah Putih. Jadi, kita sesama anak-anak bangsa, kita menghormati. PKS selama ini kan mempraktekkan politik yang sangat elegan," ucap Habiburokhman saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Ia mengungkapkan, PKS berada sebagai oposisi yang hanya sekadari cari gimmick. Meski tidak setuju, partai besutan Ahmad Syaikhu itu pun tak pernah melakukan sabotase kepada kebijakan pemerintah.
"Mereka di luar pemerintah betul, mengkritik betul, tetapi mereka tidak menyabotase kebijakan-kebijakan pemerintah, tidak melakukan politik asal beda asal tentang asal lawan, padahal godaan untuk itu ada aja, kalau ingin cari gimmick," katanya.
Habiburokhman mengakui PKS sebenarnya bisa melakukan sabotase keputusan kebijakan maupun pembuatan undang-undang di DPR. Akan tetapi, kata dia, PKS memilih bersikap dewasa atas ketidaksetujuannya.
"Misalnya bisa-bisa saja sejumlah rapat-rapat pengambilan keputusan-keputusan di DPR, tapi mereka tidak menyabotase, mereka menyatakan ketidaksetujuannya oke, tetapi proses tetap berjalan. Itulah kedewasaan dan elegannya PKS," katanya.
Baca juga: Ganjar Pilih Jadi Rakyat Biasa Ketimbang Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Alasannya
Oleh karena itu, ia menghormati PKS yang kini menjadi satu-satunya partai yang memilih jalan oposisi. Gerindra pun menghormati keputusan tersebut.
"Jadi kalau kata Pak Mardani beda, bedanya bukan substansi, pasti. Bedanya ya cover-covernya beda. Biasalah, namanya dinamika tentunya kita hormati," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.