Airlangga Ungkap Ridwan Kamil Dapat Rekomendasi Gerindra Maju Pilgub Jakarta
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan Ridwan Kamil telah mengantongi rekomendasi dari Golkar dan Gerindra.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil, telah mendapatkan rekomendasi Partai Gerindra, untuk maju pada pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, kepada wartawan di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (10/4/2024).
"Ya memang sudah dapat (rekomendasi dari Gerindra)," ungkap Menko Perekonomian.
Baca juga: Ridwan Kamil Berpeluang Maju Pilgub DKI Jakarta 2024, Muncul Wacana Duet Bareng Sahroni
Kini, kata Airlangga, Ridwan Kamil telah mengantongi rekomendasi dari Golkar dan Gerindra.
Namun, hingga kini, Golkar belum memutuskan siapa yang akan diberi mandat maju Pilgub Jakarta.
Sebab, selain Ridwan Kamil, di internal Golkar ada nama Erwin Aksa dan juga Ahmad Zaki Iskandar yang berpotensi maju di Pilgub Jakarta.
"Golkar dan Gerindra sudah merekomendasikan Ridwan Kamil," pungkas Airlangga.
Pengamat Nilai 3 Nama Ini Punya Potensi
Analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai Ridwan Kamil, Ahmed Zaki dan Erwin Aksa miliki potensi yang sama maju Pilkada Jakarta.
"Golkar itu ukuran, standar dan parameternya sangat jelas. Yaitu siapa pun yang maju kepala daerah termasuk Jakarta dilihat siapa yang memiliki elektabilitas tertinggi?" kata Ujang Senin (8/4/2024).
Menurut Ujang Ridwan Kamil, Ahmed Zaki dan Erwin Aksa nantinya akan dilihat bagaimana elektabilitasnya di lembaga survei.
Baca juga: Alasan PKS Tak Usung Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2024: Dia Levelnya Sudah Nasional
"Nanti akan dilihat siapa yang memiliki elektabilitas tertinggi? Siapa yang memiliki elektabilitas terbesar? Dia yang akan didukung oleh Golkar," jelasnya.
Ujang lalu menerangkan bahwa ada tiga mekanisme survei untuk melihat elektabilitas para kandidat yang ada di Partai Golkar, khususnya di Jakarta.
"Siapa yang paling berpeluang dengan segala plus minusnya. Tentu ini harus dilihat nanti popularitas, elektabilitas maupun isi tasnya. Kalau saat ini tentu ketiganya masih punya peluang," tandasnya.