Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komentar Ganjar, PAN, hingga Golkar soal Jokowi-Gibran Disebut Bukan Lagi Kader PDIP

Komentar Ganjar, PAN, hingga Golkar soal Komarudin Watubun menyebut Presiden Jokowi-Gibran Rakabuming bukan lagi bagian dari PDIP.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Komentar Ganjar, PAN, hingga Golkar soal Jokowi-Gibran Disebut Bukan Lagi Kader PDIP
BPMI Setpres
Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka saat santap siang di rumah makan Ayam Goreng Kampung Mbah Karto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu, 28 Juli 2019. Komentar Ganjar, PAN, hingga Golkar soal Komarudin Watubun menyebut Presiden Jokowi-Gibran Rakabuming bukan lagi bagian dari PDIP. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka disebut bukan lagi bagian dari PDIP.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun.

Eks Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berujar jika Komarudin sudah mengatakannya, berarti keputusan sudah dibuat oleh partai.

"Kalau Pak Jokowi saya belum tahu, tapi kalau Pak Komar sudah mengatakan itu berarti sudah ada keputusan," ujar Ganjar di Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (25/4/2024).

Lebih lanjut, Ganjar membeberkan informasi yang diketahuinya, yaitu soal status Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution di PDIP.

Menurutnya, partai berlambang banteng moncong putih itu sudah memberikan keputusan soal status Gibran dan menantu Presiden Jokowi itu.

"Setahu saya kalau Mas Bobby, Mas Gibran dulu sudah pernah ada keputusan dari dewan kehormatan," sambungnya.

Respons Gibran dan Jokowi

Berita Rekomendasi

Setelah disebut sudah bukan bagian dari PDIP, Gibran mengaku tak masalah apabila benar-benar dipecat oleh partai tersebut.

“Ya, udah nggak apa-apa. Nggak apa-apa. Dipecat, ya, nggak apa-apa,” tuturnya di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/4/2024).

Sementara itu, Jokowi tersenyum di hadapan awak media ketika ditanya perihal pernyataan Komarudin ini.

Setelah tersenyum, ia langsung berlalu dan menyampaikan ucapan terima kasih.

Baca juga: Golkar Tidak Khawatir Jatah Kursinya Diambil NasDem, Klaim Bukan Haus Kekuasaan

"Terima kasih," ucapnya singkat, saat menghadiri Rapat Kerja Nasional Sektor Kesehatan dengan tema Transformasi Kesehatan Melesat Menuju Indonesia Emas, Rabu (24/4/2024).

Jokowi Keluarga PAN

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), turut mengomentari pernyataan PDIP.

Mengenai status Jokowi dan Gibran yang disebut sudah bukan lagi bagian dari PDIP, Zulhas mengatakan keduanya merupakan keluarga PAN.

"Ya, saya waktu dekat ada agenda mau ke Solo. Jadi, Pak Jokowi-Mas Gibran nggak usah repot-repot lah."

"Kan sudah berkali-kali, keluarga Pak Jokowi keluarga PAN, PAN keluarganya Pak Jokowi," kata Zulhas kepada awak media di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Selasa.

Atas dasar itu, ia meminta keduanya tak perlu bingung mencari rumah politik selanjutnya.

Zulhas menyebut PAN merupakan rumah bagi Jokowi dan Gibran.

"Jadi sudah jelas. Nggak usah ke sana-ke mari, ngapain. Sudah ada rumahnya, namanya Partai Amanat Nasional," tegasnya.

Posisi Terhormat untuk Jokowi di Golkar

Hal senada disampaikan oleh Partai Golkar perihal pernyataan Komarudin yang menyebut Jokowi-Gibran bukan lagi bagian dari PDIP.

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, merepons hal itu dengan menyebut Jokowi-Gibran sudah masuk keluarga besar Golkar.

"Bagi kami Pak Jokowi dan Mas Gibran itu sudah masuk dalam keluarga besar Golkar."

"Tinggal tentunya formalitasnya saja," katanya di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Mengenai posisi Jokowi di Golkar nanti, Airlangga belum mengungkapkannya.

Ia hanya menyebut ini nanti tergantung bagaimana kesediaan Jokowi.

"Kalau posisi tergantung beliau. Karena beliau sekarang milik bangsa. Beliau milik semua partai," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Idrus Marham, menyatakan pihaknya akan memberikan posisi terhormat untuk Jokowi apabila benar-benar bergabung.

"Ya, posisi terhormat misalkan ketua umum, posisi terhormat ada ketua dewan pembina, dan disamping itu masih ada lagi ketua dewan penasehat, ada lagi ketua dewan kehormatan, dan lain-lain sebagainya."

"Tetapi yang lebih operasional itu adalah ketum dan ketua dewan pembina," kata Idrus saat ditemui awak media di Kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Menurutnya, perihal posisi Jokowi nantinya itu bisa dengan mudah dibahas oleh para elite Golkar.

Dan hal yang terpenting, kata Idrus, setiap elite di Golkar nantinya bisa membagi posisi dan kekuatan masing-masing.

"Ya, ini nanti gitu loh, jadi nanti atur-aturan. Saya punya pikiran bahwa ujung-ujungnya nanti kan ada power sharing semua ini."

"Pak Airlangga bagaimana, Pak Bahlil bagaimana, Pak Bambang (Soesatyo) bagaimana, lain-lain bagaimana."

"Lalu, Pak Jokowi nanti ada di mana, Pak ARB (Aburizal Bakrie) bagaimana, Pak Akbar Tanjung bagaimana, Pak Luhut bagaimana. Ini kan semua bisa dibicarakan sebagai keluarga besar," tuturnya.

Mantan Menteri Sosial RI itu menegaskan, Golkar merupakan partai yang terbuka bagi siapa pun yang ingin bergabung.

Apalagi, jelasnya, untuk seorang Presiden Jokowi yang sudah memiliki ikatan kebatinan dengan partai berlambang pohon beringin ini.

"Yang penting kan Pak Jokowi tadi. Suasana kebatinan oke, peranan Pak Jokowi sudah oke. Kalau sudah tidak ada masalah di sini, berarti kalau begitu tinggal kita tunggu peresmian," ujarnya.

(Tribunnews.com/Deni/Rahmat/Rizki)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas