Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketimbang Ganjar, Mahfud Dinilai Lebih Berpeluang Gabung Kabinet Prabowo

Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, menilai Mahfud MD lebih berpeluang ketimbang Ganjar Pranowo untuk masuk ke kabinet Prabowo Subianto.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Ketimbang Ganjar, Mahfud Dinilai Lebih Berpeluang Gabung Kabinet Prabowo
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Keterangan foto: Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menggelar open house dalam rangka perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah di kediaman barunya di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (10/4/2024). Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, menilai Mahfud MD lebih berpeluang ketimbang Ganjar Pranowo untuk masuk ke kabinet Prabowo Subianto. 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, menilai Mahfud MD lebih berpeluang ketimbang Ganjar Pranowo untuk masuk ke kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pasalnya, sebagai kader PDIP, Ganjar terikat dengan putusan partai dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Sementara itu, Mahfud masih memiliki ruang untuk bergabung karena dulunya ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Mahfud merupakan mantan atasan Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).

"Khusus Ganjar terikat sebagai kader partai yang harus tegak lurus dengan putusan partai dan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri."

"Sementara kalau Mahfud masih ada ruang dia terlibat kembali sebagai menteri karena dia punya relasi positif dengan Pak Prabowo, karena sebelum dia mengundurkan diri, dia Menko Polhukam, atasannya Pak Prabowo yang sebagai Menhan," tutur Agung dalam acara On Focus, dilansir YouTube Tribunnews, Rabu (1/5/2024).

Agung menilai, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, dan Mahfud MD memiliki peluang besar untuk bergabung ke pemerintahan.

BERITA REKOMENDASI

Sedangkan yang peluangnya justru mengecil ialah Ganjar Pranowo.

"Jadi kalau dilihat, ya, justru yang makin mengecil terlibat ke kabinet itu justru Ganjar. Pak Anies, Pak Muhaimin, maupun Pak Mahfud peluang bergabung sangat besar," terangnya.

Menurutnya, Anies-Cak Imin berpeluang masuk ke pemerintahan karena secara institusional, partai-partai yang mengusung keduanya pada Pilpres 2024 lalu kini sudah mulai merapat ke Prabowo-Gibran.

Partai NasDem dan PKB telah menyatakan dukungannya kepada Prabowo-Gibran sedangkan PKS juga sudah mengirim sinyal bakal mendukung pemerintahan baru.

Baca juga: Komentar Mahfud, Ganjar, hingga Anies soal Peluang Gabung Kabinet Prabowo-Gibran

Ganjar Memilih di Luar

Diberitakan sebelumnya, Ganjar Pranowo menegaskan dirinya memilih untuk berada di luar pemerintahan.

Menurutnya, berada di luar pemerintahan sama mulianya dengan bergabung ke pemerintahan, yakni sama-sama berpikir keras demi kemajuan bangsa.

Ganjar meyakini, dengan tidak menjadi bagian pemerintahan, dirinya bisa leluasa untuk melakukan check and balances program-program dan kebijakan pemerintah.

"Karena di luar pemerintahan itu juga bisa melakukan check and balances dan saya kira sama-sama terhormatnya."

"Jadi saya akan sekali lagi menghormati Pak Prabowo, Mas Gibran untuk memutuskan kabinetnya, jadi alangkah baiknya kalau saya setidaknya di luar," kata Ganjar kepada Tribunnews.com, Rabu (24/4/2024).

Pihaknya pun mempersilakan Prabowo-Gibran untuk menyusun nama-nama yang akan masuk ke dalam kabinetnya.

"Saya memberikan kesempatan kepada para pemenang untuk menentukan kabinetnya dan akan sangat baik kalau saya tidak di situ," lanjut Ganjar.

Adapun terkait sikap PDIP apakah akan menjadi partai oposisi atau tidak, Ganjar masih menunggu arahan Ketua Umum Partai PDIP Megawati Soekarnoputri.

Arahan tersebut kemungkinan akan disampaikan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP.

"Ya, mudah-mudahan nanti di Rakernas partai akan memutuskan itu," jelas Ganjar.

Meski begitu, Ganjar menilai Megawati kemungkinan memilih berada di luar pemerintahan dan PDIP menjadi partai oposisi.

"Meskipun kalau saya spill dari beberapa statement Bu Mega yang sangat ideologis, bersikap yang sangat tegas, rasa-rasanya iya (di luar pemerintahan)," ujarnya.

Mahfud Memilih Bungkam

Sementara itu, Mahfud memilih bungkam ketika dilempar pertanyaan soal peluang bergabung ke kabinet Prabowo.

Ia menyatakan tak mau ada kabar tentang dirinya yang justru jadi kontroversi di publik.

Jika pada akhirnya mau menjawab, menurutnya pertanyaan seperti itu harus ditanyakan oleh orang tertentu.

Hanya saja, dirinya enggan membeberkan siapa orang yang dimaksud.

Hal ini disampaikan Mahfud selepas acara halalbihalal IKA UII di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Minggu (28/4/2024).

"Wah itu (soal gabung menteri kabinet) nanti yang tanya harus orang tertentu, biar nggak kontroversial," tuturnya.

Eks Menko Polhukam itu juga menyatakan sejauh ini dirinya belum memiliki rencana bertemu dengan Prabowo maupun Gibran.

Baginya, seluruh proses dan dinamika politik setelah Pilpres 2024 sudah mengalir seperti biasanya.

"Enggak ada (rencana pertemuan dengan Prabowo), ngalir-ngalir aja," terangnya.

(Tribunnews.com/Deni/Rizki)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas