Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pilkada 2024 Diharapkan Jadi Momentum Golkar Jaring Tokoh Karismatik 

Arief Budiman mengatakan kesuksesan Partai Golkar pada Pileg 2024 membuka peluang untuk menjuarai Pemilu selanjutnya termasuk memenangi Pilpres.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Pilkada 2024 Diharapkan Jadi Momentum Golkar Jaring Tokoh Karismatik 
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, beri keterangan ke pers usai pertemuan dengan para bakal calon kepala daerah dari Golkar jelang Pilkada Serentak 2024, di DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Sabtu, (6/4/2024). Chief Political Officer dari Political Strategy Group (PSG), Arief Budiman mengatakan kesuksesan Partai Golkar pada Pileg 2024 membuka peluang untuk menjuarai Pemilu selanjutnya termasuk memenangi Pilpres. 

“Mengingat, bagaimanapun sebagian besar dari kunci sukses politik adalah tentang kecermatan membaca momentum. Dan, hasil Golkar di Pemilu 2024 membuktikan strategi mereka diterapkan dalam momentum yang tepat,” jelasnya.

Baca juga: Golkar Nilai Klub Presiden Upaya Prabowo Rekonsiliasi Nasional 

Meski demikian, Arief menegaskan bahwa kebangkitan Golkar tetap punya tantangan untuk meraih kemenangan absolut di Pemilu selanjutnya.

Golkar, kata dia, mungkin bisa menjuarai Pileg 2029, tapi akan kesulitan memenangi Pilpres jika belum mampu menghadirkan sosok kharismatik berkaliber nasional. 

Oleh karena itu, penting bagi Golkar segera menemukan sosok kharismatik yang dipersiapkan secara khusus menyongsong Pilpres 2029. 

Pilkada yang berlangsung pada November mendatang diharapkan bisa menjadi salah satu alat penyaringan. 

“Mengingat tren kepemimpinan nasional sedang mengarah kepada sosok yang memiliki rekam jejak politik sebagai kepala daerah. Setidaknya dalam tiga pemilu terakhir yang mayoritas kandidat adalah mantan kepala daerah,” ucap Arief. 

Baca juga: Gibran Kasih Sinyal Siapkan Perahu Baru, Golkar: Kita Tunggu ya

Selain itu, Golkar dianggap perlu kembali menjaring sosok dari kalangan teknokrat yang pernah menjadi nilai jualnya di masa lalu.

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya, hal ini tak lepas dari kebijakan ekonomi Indonesia yang mulai kembali mengarah ke pembangunan fisik dan industri.

“Tantangan tersebut bisa jadi sangat berat bagi Golkar. Setidaknya bila melihat sosok politikus kaliber nasional mereka yang bercokol hari ini mayoritas adalah dari kalangan aktivis, bila tidak terkait trah dinasti,” ungkap Arief. 

Sementara, menurut Arief, masuknya sosok baru untuk didorong ke arah kepemimpinan nasional sangat mungkin mendapat resistensi dari faksi-faksi yang kini telah bercokol di dalam tubuh Golkar

“Resistensi terhadap sosok BJ Habibie di masa lalu, barangkali tepat sebagai contoh nyata akan kemungkinan tersebut. Namun sekali lagi, Golkar memang mau tak mau harus mencari Habibie baru walau harus sampai ke dasar tumpukan jerami bila ingin menang absolut di pemilu mendatang,” imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas