DPW PKS Usulkan Anies Maju dalam Pilkada Jakarta, Abdul Aziz: DPP Akan Panggil, Bersedia atau Tidak
Setelah DPW PKS mengusulkan Anies Baswedan sebagai bacagub dalam Pilkada Jakarta 2024, DPP akan bertanya apakah ia bersedia atau tidak untuk maju.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS DKI Jakarta telah mengusulkan nama Anies Baswedan ke Dewan Pengurus Pusat (DPP) untuk diajukan dalam Pilkada Jakarta 2024.
Mengenai hal ini, DPP PKS bakal memanggil Anies terkait tawaran untuk menjadi bakal calon gubernur (bacagub) DKI Jakarta itu.
Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta, Abdul Aziz, menyebut sosok Anies akan dibahas di lingkaran DPP.
“Di DPP ini paling tidak akan memanggil yang bersangkutan, bersedia atau tidak."
"Kemudian tanggapannya seperti apa, ini paling tidak kan harus diwawancara dulu,” kata Aziz, Kamis (23/5/2024), dikutip dari WartaKotalive.com.
Lebih lanjut, ia memprediksi sosok bacagub yang diputuskan PKS akan mendekati pendaftaran Pilkada Jakarta 2024 pada 27-29 Agustus 2024 nanti.
Dalam hal ini, ia mencontohkan peristiwa yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017 lalu.
“Saya kira itu akan dekat-dekat pendaftaran, ya, (diumumkan), seperti dulu kan kami pernah mengusung Pak Mardani Ali Sera untuk menjadi gubernur, tapi di detik-detik terakhir tiba-tiba kami melihat bahwa masyarakat mendukung Pak Anies,” ucapnya.
Nuansa politik di Indonesia, jelasnya, berjalan cukup dinamis sehingga partai akan mengambil keputusan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Aziz juga berujar partai bakal mencalonkan sosok yang dinilai mampu memenangkan kontestasi.
“Kemungkinan menangnya kan juga kami lihat, buat apa kami mencalonkan pasangan yang nggak akan menang."
Baca juga: Anies Baswedan Diusulkan Bacagub DKI Jakarta oleh DPW PKS
"Buat apa kan? Pasti kan akan mengusung pasangan yang punya potensi menang di Jakarta."
“Ya, jadi dinamis, kami lihat juga pasangan calon yang dari usungan partai lain. Nanti kan ada negosiasi, jangan sama si A pasangannya, lebih baik sama si B nih. Kan gitu, kami terus lakukan selama proses sebelum pendaftaran pasti akan berubah-ubah,” sambungnya.
Di sisi lain, ia menyebut keputusan mengusulkan nama Anies belum dibahas bersama PKB yang mana usulan ini baru beredar di internal partai.
“Ini kami berikan kepada DPP bahwa kader-kader di bawah ini banyak yang meminta Pak Anies dicalonkan juga dari PKS."
"Karena sebelumnya kan kami nama-nama internal, ya, yang dimasukan,” tuturnya.
Aziz juga menjelaskan PKS DKI Jakarta menjajaki komunikasi dengan berbagai partai guna membahas koalisi dalam Pilkada Jakarta 2024 nanti.
Dirinya mengeklaim komunikasi dengan PDIP, Gerindra, NasDem, dan Golkar berjalan dengan baik.
“Komunikasi relatif partai-partai pemenang pemilu sudah, dua besar sudah komunikasi, saling tukar pikiran ini Jakarta ke depan mau seperti apa, lalu kira-kira siapa yg akan didukung."
"Sejauh mana kami bisa bekerja sama, itu sudah ada komunikasi-komunikasi seperti itu. Walaupun tidak resmi, ya,” tuturnya.
Ia mengatakan sebetulnya komunikasi telah dibangun secara rutin.
Pihaknya juga menginginkan adanya pertemuan yang berikutnya untuk menyamakan persepsi dan tujuan dalam Pilkada 2024 nanti.
“Jadi, bukannya sekali pertemuan sudah, ya. Kami kan lagi mencari titik temu dan sebagainya. Jadi ke depan belum bisa putuskan langsung,” terangnya.
Komentar Pengamat
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyampaikan sejatinya Anies harus pandai memilih siapa calon pendampingnya apabila ingin tetap maju dan memenangkan Pilkada Jakarta 2024.
"Jadi, Anies meski punya pasangan yang cukup baik agar dapat mendongkrak elektabilitasnya," kata Jamiluddin saat dimintai tanggapannya, Kamis.
Jamiluddin menyebutkan, setidaknya ada dua sosok yang memiliki potensi menguntungkan Anies di Pilkada Jakarta.
Mereka adalah Wakil Ketua Umum PKB sekaligus Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziah dan Politikus PKS sekaligus Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera.
Ida Fauziah dan Mardani Ali Sera dinilai Jamiluddin memilki tingkat elektabilitas dan modal politik yang baik untuk bertarung di pilkada.
"Ida Fauziah layak mendampingi Anies, karena punya modal sosial dan politik yang baik. Karena itu, Ida berpeluang dapat meningkatkan elektabilitas dirinya maupun Anies."
"Mardani Ali Sera juga punya popularitas yang baik," sambungnya.
Bahkan, jika Anies memilih Mardani maju di Pilkada Jakarta, ujar Jamiluddin, bukan tidak mungkin akan meraup suara dari konstituen PKS.
Ia berpendapat, basis pemilih PKS di Jakarta termasuk baik, bahkan dalam Pileg 2024, PKS menjadi yang teratas di Jakarta.
"Karena itu, Mardani juga potensial mendongkrak elektabilitas dirinya dan Anies. Hanya saja, modal ekonomi Mardani tampaknya tidak sebaik Ida Fauziah," ucapnya.
Atas hal itu, Jamiluddin berpandangan, Anies harus lebih pandai dalam memilih pasangan yang baik jika ingin kembali maju sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jakarta 2024.
Terlebih untuk menggandeng PKB atau PKS, pasalnya, Anies tidak memiliki partai politik dan sangat berpotensi tidak bisa maju jika tidak mendapatkan dukungan dari partai.
"Karena itu, Anies harus dapat tetap menjaga hubungan minimal dengan Nasdem, PKB, dan PKB agar peluangnya maju tetap mendapat dukungan dari tiga partai tersebut," ucap Jamiluddin.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul: Anies Baswedan Diusulkan DPW PKS DKI jadi Bacagub Jakarta, DPP PKS Segera Lakukan Pemanggilan.
(Tribunnews.com/Deni/Adi)(WartaKotalive.com/Fitriyandi Al Fajri)