Elektabilitas Ridwan Kamil Rendah di Jakarta, Sekjen PAN Klaim Survei Tak Jadi Penentu Kemenangan
Namun, Eddy menuturkan penentu kemenangan dalam kontestasi tidak tergantung pada hasil survei.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, survei elektoral bukan menjadi penentu kemenangan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
Hal ini merespons survei terbaru Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Ridwan Kamil kalah dari Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menduduki posisi 1 dan 2.
Baca juga: Sekjen PAN: Peluang Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta Ada di Tangan Ketua Umum KIM
Eddy menyebut, hasil survei tentu saja menjadi sebuah acuan bagi partai politik (parpol) dalam kontestasi.
"Tentu kita akan ajukan survei itu sebagai salah satu acuan akademis kita, karena kita berbasis data yang didapatkan langsung dari lapangan," kata Eddy di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/7/2024).
Namun, Eddy menuturkan penentu kemenangan dalam kontestasi tidak tergantung pada hasil survei.
Baca juga: Marak Relokasi Industri Jabar ke Jateng, Eddy Soeparno Bicara Urgensi Pulihkan Kepercayaan Investor
"Tetapi kita juga lihat survei itu tidak menjadi penentu bahwa pasangan calon yang surveinya unggul itu akan menang di Pilkada," ujar Eddy.
Eddy mencotohkan ketika pasangan Anies dan Sandiaga Uno menang dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
Padahal, kata dia, saat itu sejumlah lembaga survei memprediksi Ahok dan Djarot Saiful Hidayat yang akan menang.
"Kita lihat ketika Anies-Sandi maju di Pilgub Jakarta kan surveinya sangat rendah, tiba-tiba bisa mendapat kemenangan," ungkap Eddy.
Baca juga: Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Kalah dari Anies-Ahok, PAN: Jangan Dianggap Enteng
Hasil survei Litbang Kompas pada periode Juni 2024, 39 persen responden pasti akan memilih Anies jika dicalonkan menjadi Gubernur Jakarta.
Setelah Anies, disusul mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan keterpilihan 34,5 persen.
Selanjutnya, mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil di posisi ketiga dengan 24 persen.