Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Pekalongan Harap Pilwalkot 2024 Hadirkan Pemimpin yang Mampu Mengatasi Persoalan Banjir Rob

Survei mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas terhadap dua bakal pasangan calon (paslon) Pemilihan Walikota (Pilwakot) Pekalongan.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Warga Pekalongan Harap Pilwalkot 2024 Hadirkan Pemimpin yang Mampu Mengatasi Persoalan Banjir Rob
TribunJateng.com
Wali kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid. 

Sedangkan nama H.Muhtarom dikenal hingga mencapai angka 73,5% memiliki tingkat penerimaan sebesar 68,8%. Untuk bakal Calon Wakil Wali Kota nama Makmur Sofyan Mustopa dikenal hingga mencapai angka 65,1% dengan tingkat penerimaan sebesar 63,9%.

"Dan Balgis Diab memiliki tingkat pengenalan hingga mencapai angka 60,7%. Namun, tingkat penerimaannya hanya sebesar 48,9%," kata Mahendra.

PSI juga memberikan pertanyaan terbuka kepada responden (top of mind) jika pilkada Pekalongan dilaksanakan hari ini, siapa pasangan calon yang akan dipilih. Hasil survei menunjukan pasangan H.Muhtarom-Makmur Sofyan Mustopa dipilih secara top of mind sebanyak 37,4%.




Sedangkan pasangan Afzan Arslan Djunaid-Balgis Diab dipilih secara top of mind sebanyak sebanyak 30,8% dan tidak memberikan pilihan sebanyak 31,8% responden. Selain itu, PSI juga melakukan simulasi head to head antara Afzan Arslan Djunaid dan Balgis Diab dengan H Muhtarom dengan Makmur Sofyan Mustofa menggunakan pertanyaan tertutup kepada responden.

Perihal ini, hasil survei menunjukan pasangan H Muhtarom-Makmur Sofyan Mustofa dipilih sebanyak 48,2% kemudian pasangan Afzan Arslan Djunaid dan Balgis Diab 39,2%, sedangkan  tdak memilih 12,6%.  

Ketika hasil dari simulasi di atas lebih diperdalam oleh PSI dengan memberikan pertanyaan kepada responden pemilih terbanyak terkait dengan alasan dari masyarakat yang menginginkan adanya pemimpin yang baru di Kota Pekalongan. Hasilnya, 53,5% responden meragukan pemimpin yang lama dapat menangani rob yang mengganggu aktivitas masyarakat.

Kemudian, 23,1% responden meragukan pemimpin yang lama dapat mengangani pencemaran alam yang terjadi, 16,5% meragukan adanya perubahan yang cukup signifikan dalam infrastruktur, dan 6,9% karena alasan lain. Keseluruhan responden mengaku hampir setiap tahun mengeluarkan uang untuk perbaikan rumah agar rob tidak masuk ke dalam rumah, kemudian penurunan harga tanah dan properti sulit untuk dijual. 

BERITA TERKAIT

Kemudian juga perajin batik di Pekalongan mengeluhkan bahwa rob menghambat pekerjaannya. Aktivitas sehari-harinya terganggu, bahkan terkadang pengrajin batik tidak dapat mengantarkan produksi batiknya karena jalan terendam dan oleh karena itu sebanyak 89,4%.

"Warga Pekalongan berharap dalam Pilkada Walikota & Wakil Walikota terpilih mampu membangun peninggian tanggul untuk mengatasi masalah ini. Sehingga, kegiatan ekonomi, terutama bagi para pengrajin batik, dapat berjalan lancar tanpa terkendala banjir rob," ujarnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Nahdlatul Ulama Rikal Dikri  menanggapi hasil survei PSI ini. Ia mengatakan, para kepala daerah tingkat kabupaten dan kotamadya yang selama ini tidak berprestasi memiliki kans besar dikalahkan oleh lawannya.

Karena itu, hal ini bisa terjadi pada petahana Walikota Pekalongan H.A. Afzan Arslan Djunaid. Apalagi, kata Rikal, ada empat masalah besar yang menurut warga kota Pekalaongan mendesak, namun  tidak bisa diselesaikan oleh petahana walikota Pekalongan dari temuan survei ini. 

"Harga kebutuhan pokok mahal menjadi masalah mendesak terbesar menurut 64,2 % warga. Kemudian masalah sulit mencari lapangan pekerjaan 61,7%, masalah penanganan banjir rob 86,1 persen, dan sampah 74,9%," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas