Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Riau memiliki masyarakat yang majemuk, dengan berbagai ras dan suku di dalamnya.

Hal ini membuat situasi menjadi sangat riskan ketika beberapa golongan angkat bicara untuk Pilkada Serentak 2024, termasuk Pilkada Riau.

"Apalagi di era digitalisasi seperti sekarang ini, berita-berita sangat mudah tersebar," ujar Alfikri Habibullah, Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Riau saat seminar Kebangsaan dalam rangka Pilkada Damai 2024 dan Pra Musyda BEM Se-Riau, di Pekanbaru, Riau, Kamis (15/8/2024).

Seminar yang mengusung tema "Pluralisme dan Demokrasi: Membangun Kebhinekaan dalam Pilkada Damai Provinsi Riau" ini dihadiri oleh Wakapolda Riau, Brigjen Pol K. Rahmadi, S.H., M.H, dan bertindak sebagai keynote speaker serta Forkopimda Riau, LAM Riau, tokoh agama, paguyuban daerah dan mahasiswa dari berbagai BEM se-Riau.

Alfikri Habibullah menyatakan, kegiatan ini diselenggarakan untuk menanggapi isu-isu yang muncul pada masa-masa Pilkada Serentak 2024, khususnya di Provinsi Riau.

Baca juga: Prabowo Minta PPP dan NasDem Tidak Berbeda Dukungan Dengan KIM di Pilkada 2024

Ia juga menyampaikan komitmen mahasiswa menjaga keutuhan NKRI dan marwah Provinsi Riau dalam Pilkada Serentak 2024, serta turut serta menjaga kondusivitas dalam proses tersebut. 

Seminar Kebangsaan menghadirkan Bawaslu Riau Bapak Al Nofrizal, S.E., M.Kom, KPU Riau Bapak Nugroho Noto Susanto, DPH LAM Riau Datuk Taufik Ikram Jamil dan Akademisi / Pakar Politik Dr. Panca Setyo Prihatin, S.I.P., M.Si, yang diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan Pilkada yang damai dan kondusif di Provinsi Riau, serta memperkuat semangat kebhinekaan dalam kehidupan demokrasi di Indonesia.

Kegiatan Seminar Kebangsaan diakhiri dengan Deklarasi Pilkada Damai 2024 di Propinsi oleh BEM Se-Riau.