Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anies Ceritakan Runtutan Gagal Maju Pilgub Jakarta: Awalnya Didukung 4 Partai, Berujung Ditinggal

Anies ceritakan kronologi gagal maju Pilkada Jakarta, awalnya didukung 4 partai, berujung ditinggal.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Anies Ceritakan Runtutan Gagal Maju Pilgub Jakarta: Awalnya Didukung 4 Partai, Berujung Ditinggal
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bertolak dari rumahnya di Jalan Lebak Bulus II Dalam, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (28/8/2024) pagi. Terbaru, Anies menceritakan kronologi gagal maju Pilkada 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Anies Baswedan menceritakan runtutan kejadian sebelum akhirnya ia batal mendapat tiket maju di Pilkada Jakarta 2024.

Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu membenarkan telah ditinggalkan oleh empat partai yang awalnya berniat mengusungnya sebagai calon gubernur (cagub).

Keempat partai tersebut adalah NasDem, PKS, PKB, dan PDIP.

Anies menceritakan, mulanya Partai NasDem, PKS, dan PKB meninggalkannya lantaran memilih bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono pada Pilkada Jakarta mendatang.

"Yang mengajukan saya menjadi calon gubernur DKI Jakarta ada empat partai, yaitu Partai NasDem, PKB, PKS, dan PDIP," ucap Anies, dikutip dari tayangan Mata Najwa, Minggu (1/9/2024).

"Itu diusulkan DPW, DPD ke DPP-nya, prosesnya berjalan. Kemudian kita tahu ada proses politik, Partai NasDem, PKB, dan PKS bergabung ke dalam KIM sehingga tidak lagi mengusung Anies di Jakarta tapi mengikut garis kebijakan di KIM."

Anies lantas mengungkit deklarasi dukungan yang sempat diberikan Partai NasDem dan PKS untuknya.

Berita Rekomendasi

Meski akhirnya, Partai NasDem, PKS, dan PKB akhirnya memilih bergabung KIM Plus.

Partai terakhir yang sempat memberi sinyal dukungan untuk Anies yakni PDIP.

"Kalau di tingkat DPW sudah semua. PKS dan NasDem sudah mendeklarasikan untuk mengusung Anies Baswedan," ujar Anies.

"Kita tahu ada pergerakan mereka berada di dalam KIM Plus. Dengan PDIP baru muncul sesudah ada putusan MK."

Baca juga: Angka 11 dan Kekecewaan Prabowo, Benarkah Anies Baswedan Minta Maaf?

Anies mengklaim, komunikasi dengan PDIP dimulai setelah adanya putusan MK terkait ambang batas pencalonan kepala daerah.


Karena itu, Anies menegaskan komunikasinya dengan PDIP baru terjadi setelah ia tidak lagi diusung NasDem, PKB, dan PKS.

"Jadi ketika KIM mendeklarasikan ada 12 partai, kemudian ada putusan MK. Setelah itu baru ada pembicaraan serius tentang PDIP mengusung karena waktu itu keharusan minimal 7,5 persen terpenuhi," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas