Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sorot Gagalnya Anies Baswedan Maju Pilkada Padahal Elektabilitas Tinggi: Masuk Akal Tidak?

Peneliti Utama Politik Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Prof Siti Zuhro menyinggung soal Anies Baswedan yang gagal maju di Pilkada Jakarta 2024.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pengamat Sorot Gagalnya Anies Baswedan Maju Pilkada Padahal Elektabilitas Tinggi: Masuk Akal Tidak?
Tribunnews/Rahmat Fajar Nugraha
Pengamat Politik Siti Zuhro. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Utama Politik Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Prof Siti Zuhro menyinggung soal Anies Baswedan yang gagal maju di Pilkada Jakarta 2024.

Meski Anies punya elektabilitas tinggi berdasarkan hasil survei, tapi dia tidak bisa maju di Pilkada Jakarta karena tidak ada partai politik yang mengusung. 

Padahal Anies Baswedan merupan calon presiden di Pilpres 2024 atau maju pencalonan pada level tertinggi ketimbang Pilkada.

“Calon yang di hasil surveinya sangat tinggi, ternyata tidak bisa melenggang dalam Pilkada. Mampu melenggang di Pilpres tidak bisa melenggang di Pilkada, apakah ini masuk akal menurut bapak ibu?” kata Siti Zuhro dalam diskusi publik 'Bedah Tuntas - Fenomena Gercos' di Bens Zone, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (18/9/2024).

Menurutnya kondisi banyak partai politik yang membentuk kelompok besar ketimbang mencalonkan sosok pemimpinnya sendiri, merupakan cermin dari parpol yang kehilangan kedaulatan dan independensi serta kepercayaan dirinya.

“Partai kehilangan independensinya, kehilangan kepercayaan dirinya, itu yang saya katakan berulang menyongsong Pilpres kemarin,” katanya.

Baca juga: Anies Tunggu Gagasan Ridwan Kamil dan Pramono Anung Sebelum Beri Dukungan, Faktor Ini Menentukan

BERITA TERKAIT

Lebih lanjut, Siti Zuhro pun mengatakan kompetisi sebagai esensi tertinggi Pilkada langsung yang kerap disebut dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat, sengaja dibuntukan kelompok tertentu.

Hal ini juga berimbas pada suksesi pergantian kepemimpinan yang menjadi alot.

Koreksi terhadap pemerintah daerah juga tidak dilakukan.

Baca juga: Sekjen Gerindra Respons Positif Rencana Pertemuan Ridwan Kamil dengan Anies, Bisa Berbagi Pengalaman

“Kompetisi kontestasi, sebagai esensi tertinggi Pilkada langsung, katanya dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat itu ternyata buntu, mampet. Sengaja dimampetin sehingga tidak hanya kompetisi kontestasinya buntu mampet, tapi koreksi terhadap pemerintah daerah juga tidak terjadi,” katanya.

Diketahui Anies Baswedan gagal maju Pilkada Jakarta setelah gagal mendapatkan tiket dari partai politik.

Anies Baswedan awalnya mengantongi dukungan dari Partai NasDem dan PKS. 

Namun belakangan dua partai tersebut balik badan dan lebih memilih bergabung Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung Ridwan Kamil.

Anies Baswedan pun sempat memiliki peluang maju dari PDIP setelah adanya putusan MK soal syarat pencalonan Pilkada 2024.

Upayanya mendekati PDIP gagal jelang pendaftaran calon peserta Pilkada 2024.

PDIP lebih memilih mengusung kader sendiri yakni Pramono Anung-Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024.

Sempat pula berhembus Anies Baswedan akan maju dalam Pilkada Jawa Barat 2024 dari PDIP

Tetapi pada menit-menit akhir ditutupnya pendaftaran peserta Pilkada 2024, hal itu tidak terwujud.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas