Cerita Edy Diminta Petinggi PDIP Tak Buat Megawati Menangis: Tangis Pertama Dikhianati Tukang Kayu
Cagub Sumatera Utara nomor urut 2, Edy Rahmayadi, bertemu dengan pengurus PDIP Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Selasa (1/10/2024).
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Bobby Wiratama
Edy Rahmayadi berujar, ia menerima dukungan PDIP karena dirinya tak ingin Bobby Nasution menjadi Gubernur Sumut.
Ia mengatakan bahwa Bobby merupakan orang yang dibesarkan oleh PDIP. Akan tetapi, suami Kahiyang Ayu itu justru meninggalkan PDIP.
"Di saat ada yang mengusung saya, ya, sudah niat saya mau jadi gubernur kenapa, saya mau jadi gubernur karena saya tak mau Bobby ini gubernur saya."
"Siapa yang membesarkan Bobby? PDIP. PDI Perjuangan ini memelihara harimau yang pada akhirnya diterkam harimau sendiri," ucapnya.
Singgung Hutang
Terpisah, Edy Rahmayadi bercerita mengenai prinsip hutang yang diajarkan oleh guru ngajinya.
Ia mengungkap situasi awal kepemimpinannya sebagai Gubernur Sumut periode 2018-2023.
Saat itu, setelah dilantik, Edy langsung dihadapkan dengan warisan hutang Dana Bagi Hasil (DBH).
Jumlahnya senilai Rp1,7 triliun ke Pemkab/Pemko di Sumut.
"Pada 5 September 2018, saya dilantik dan esoknya saya rapat dengan OPD," ucap Edy saat bertemu tokoh masyarakat, tokoh adat, dan warga Labuhanbatu Selatan, Selasa.
"Tanggal 23 September 2018, saya disampaikan tagihan hutang Rp1,7 triliun yang harus dibayar segera," imbuhnya.
Ia lantas mengambil kebijakan untuk membereskan hutang DBH.
Tujuannya supaya pembangunan di 33 kabupaten/kota tak stagnan.
"Kalau kata guru ngaji saya, kalau punya hutang itu duluan dibayarkan. Pada tahun 2019, realitif tidak ada kerja. Termasuk bayar utang sama Labusel," ujarnya.
Ia menyebut, hutang tersebut milik Pemprov Sumut, dan pada saat itu tak berhenti di situ. Ternyata ada hutang lain, seperti ke PT Inalum sekitar Rp500 miliar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.