Adu Ide Atasi Kemacetan Jakarta, Dharma Pongrekun Ke RK dan Pramono: Kita Tidak Bisa Beretorika
Tiga calon gubernur Jakarta mengungkap gagasannya dalam mengatasi kemacetan di Jakarta dalam Debat Pilgub Jakarta 2024
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Adi Suhendi
Ia pun mengatakan hal yang dikerjakan pihaknya dalam 5 tahun untuk mengatasi kemacetan adalah mengurangi pergerakan masyarakat dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan.
Dengan begitu menurutnya orang yang tinggal di Jakarta Selatan tak perlu bergerak ke Jakarta Pusat, begitu pun orang yang tinggal di lima wilayah Jakarta lainnya.
"Kemudian kita gilir yang namanya work from home, misal industri media Selasa. Sehingga mengurangi pergerakan digabung memfasilitasi pergerakan InsyaAllah mengurangi kemacetan," katanya.
Kemudian, calon gubernur nomor urut 3, Pramono Anung mengatakan Transjakarta tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan macet di Jakarta.
Menurut dia, karena sudah ada aglomerasi, maka yang harus dilakukan jangkauan TransJakarta menjadi Transjabodetabek.
"Untuk itu, maka harus diatur dari ujungnya saya termasuk yang akan membebaskan 15 golongan yang sekarang ini sudah naik busway gratis maka mereka naik MRT dan LRT juga gratis baik itu dari Bekasi dari Tangerang Selatan dari Bogor dan dari manapun apabila fasilitas itu ada," katanya.
Hal tersebut harus dilakukan supaya orang berkurang masuk Jakarta bawa kendaraan pribadi berkurang.
"Paling penting untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah TransJabodetabek bahkan kalau perlu sampai dengan puncak dan Cianjur," katanya.
Menyikapi, tanggapan dari Ridwan Kamil dan Pramono Anung, Dharma Pongrekun mengatakan ide dari Ridwan Kamil dan Pramono Anung tidak salah.
“Pendapat dari kedua paslon tidak salah, semua benar. Hanya yang diperlukan adalah prioritas mana yang harus didahulukan,” kata Dharma Pongrekun.
“Karena waktu kita hanya lima tahun. Kita tidak bisa beretorika dengan berangan-angan. Sementara pada saat kita turun, nantinya itu belum terlaksana,” ucapnya.