Bawaslu Dorong Pendidikan Politik Tekan Polarisasi Pemilu
Bawaslu RI menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga Pemilu 2024 agar tetap jujur dan bebas dari polarisasi.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga Pemilu 2024 agar tetap jujur dan bebas dari polarisasi.
Menurutnya, pendidikan politik berperan penting untuk mencegah penyebaran hoaks dan politisasi SARA, yang dapat memicu konflik dan merusak kualitas demokrasi.
"Pendidikan politik bagi masyarakat itu penting agar mereka bisa mencari hal-hal yang benar dan baik dari pengetahuan serta informasi mengenai kandidat," ujar Bagja dalam keterangannya , Jumat (8/11/2024).
Ia menilai, dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat menghindari dampak negatif dari taktik kotor seperti penyebaran ujaran kebencian dan hoaks selama kampanye.
Bagja juga menyampaikan ihwal Pemilu 2024 telah menunjukkan kemajuan dalam meredam isu SARA dan hoaks berkat kolaborasi antara Bawaslu, KPU, pemerintah, dan masyarakat sipil.
"Pemilu 2024 berhasil mereduksi politisasi SARA, hoaks, dan ujaran kebencian di media sosial dengan sangat signifikan," katanya.
Baca juga: Manuver PBNU Dikhawatirkan Menimbulkan Polarisasi di Kalangan Kiai
Ia mengajak masyarakat untuk turut aktif mengawasi jalannya Pemilu dengan melaporkan segala bentuk pelanggaran, seperti misinformasi dan politisasi SARA.
"Mari terlibat aktif melakukan pengawasan partisipatif serta memperluas pendidikan politik kepada masyarakat yang benar," tuturnya.
Menurutnya, partisipasi masyarakat sangat penting untuk menjaga demokrasi tetap bermartabat dan berkualitas.