Reaksi Ahok Kini Anak Abah dan Ahokers Bersatu di Pilgub Jakarta Dukung Pramono-Doel
Ahok yang pernah dipenjara 21 bulan karena kasus penistaan agama pada Pilgub DKI Jakarta 2017 itu pun menegaskan, kepentingan negara lebih penting
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus Ketua DPP PDIP, Basuki Tjahjapurnama alias Ahok angkat bicara atas bersatunya para pendukung dirinya, "Ahokers" dan loyalis eks Gubernur DKI Jakarta sekaligus eks calon presiden (capres) Anies Baswedan, "Anak Abah" mendukung pasangan Cagub-Cawagub nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno (Doel) di Pilkada Jakarta 2024.
Ahok mengaku bersyukur kedua kelompok yang sempat berseteru pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu itu kini telah bersatu dalam satu dukungan yang sama, yakni Pramono-Rano.
Ahok yang pernah dipenjara 21 bulan karena kasus penistaan agama pada Pilgub DKI Jakarta 2017 itu pun menegaskan, kepentingan negara lebih penting dibandingkan isu premodialisme maupun SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).
Oleh karena itu, ia bersyukur kini Ahokers dan Anak Abah bisa memahami situasi tersebut.
"Kita bersyukur kayaknya mereka bisa memahami, negara ini lebih penting di atas pramodialisme dan ras serta agama," kata Ahok di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (23/11/2024).
Baca juga: Bikin Haru, Dharma Pongrekun Justru Basuh dan Cium Kaki Emak-emak di Kampanye Akbar Terakhirnya
Ahok pun bersyukur nantinya visi misi Anies dan dirinya bisa diteruskan oleh Pramono-Doel. Apalagi, sejatinya ada kesamaan di antara visi dan misi dari mantan gubernur sebelumnya.
"Kita bersyukur ya karena gimanapun, setiap mantan gubernur tentu ingin visi-misinya diselesaikan oleh gubernur selanjutnya. Saya kira ya kesamaan itu pasti ada," ungkapnya.
Namun, Ahok enggan merinci apakah persatuan ini merupakan momentum rekonsiliasi antara anak abah dan ahokers. Hal yang pasti, ia menyatakan tidak boleh ada satupun pihak yang memakai SARA untuk kepentingan apapun.
"Saya enggak tahu terjemahkannya bagaimana. Tapi yang pasti, bangsa ini adalah Bhinneka Tunggal Ika. Tidak boleh ada siapapun menggunakan SARA untuk memenangkan apapun," pungkasnya.