Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Romy Soekarno Prediksi Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Rendah Akibat Hal Ini

Romy Soekarno, memprediksi beberapa hal menjadi penyebab menurunnya partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Romy Soekarno Prediksi Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Rendah Akibat Hal Ini
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga menunjukkan jari usai melakukan pencoblosan di TPS 046 Cipete Selatan, Jakarta, Rabu (27/11/2024). Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pemungutan suara Pilkada 2024 berlangsung serentak pada 27 November 2024. Romy Soekarno, memprediksi beberapa hal menjadi penyebab menurunnya partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PDIP, Hendra Rahtomo atas Romy Soekarno, memprediksi beberapa hal menjadi penyebab menurunnya partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.

"Mengapa jumlah partisipasi publik menurun di Pilkada 2024 ? menurut saya adalah ketidakpercayaan publik terhadap Pilkada dapat kita sebut sebagai krisis legitimasi atau apatisme politik," kata Romy, saat dihubungi Tribunnews.com pada Senin (2/12/2024).


Romy memprediksi masyarakat apatis lantaran merasa tidak yakin bahwa proses Pemilu atau para kandidat mampu merepresentasikan aspirasi mereka secara adil atau membawa perubahan berarti. 

"Akibatnya, mereka cenderung tidak berpartisipasi dalam proses demokrasi seperti pemilihan kepala daerah," ujarnya.

Selain itu, kata dia, menurunnya partisipasi pemilih disebabkan lemahnya penegakan hukum atas pelanggaran yang terjadi selama proses Pemilu. 

"Lalu masalah penegakan hukum terkait pelanggaran pidana Pilkada yang tidak optimal. Proses pengawasannya dianggap tak menunjukkan progres penanganan pelanggaran yang signifikan," ucap Romy.

Baca juga: Partisipasi Pemilih di Pilkada Terindikasi Rendah, Anggota Komisi II DPR: KPU Harus Evaluasi Total 

Romy juga menyoroti pengaruh praktik politik uang yang mencederai integritas Pilkada.

Berita Rekomendasi

Kasus-kasus politik transaksional, kata Romy, telah merusak kepercayaan masyarakat dan mendorong banyak pemilih untuk absen atau menjadi golongan putih (golput).

"Kasus-kasus politik transaksional cenderung mencederai kepercayaan publik terhadap proses demokrasi sehingga mengakibatkan absennya pemilih," ucapnya.

Selain faktor politik, Romy mengakui bahwa hambatan teknis seperti cuaca ekstrem, banjir, atau kesibukan sehari-hari juga turut memengaruhi rendahnya partisipasi.

"Atau bisa juga masalah cuaca seperti hujan banjir maupun hambatan teknis atau kesibukan sehari-hari yang mengakibatkan banyak pemilih berhalangan datang sehingga menjadi golput," tegasnya.

Baca juga: DPR RI akan Evaluasi terkait Menurunnya Jumlah Partisipasi Pemilih di Pilkada Jakarta

Diketahui, partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak 2024 tak sampai 70 persen berdasarkan catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

KPU mencatat, tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024 hanya 68,16 persen per Jumat (29/11/2024).

Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan Pilkada serentak tahun 2020, yakni 76,09 persen.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas