Kapolres Subang AKBP Sumarni Senang Naik Sepeda, Blusukan Bantu Warga Tak Mampu
Kapolres Subang AKBP Sumarni dikenal sosok bersahaja, senang bersepeda, dan blusukan memebantu warga kurang mampu di Subang.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, SUBANG – Kepala Kepolisian Resort Subang, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sumarni dikenal masyarakat Subang sebagai polisi yang bersahaja.
Ia kerap tampil sederhana, dan selalu membantu masyarakat kurang mampu dengan membagi-bagikan sembako. Sumarni juga menginisiasi bedah puluhan rumah tidak layak huni.
Bahkan di rumah dinasnya, Kapolres Subang sering mengundang para ulama dan anak yatim serta santri ponpes untuk menggelar pengajian dan yasinan.
Jika ke kantornya, kerap kali Sumarni menaiki sepeda dari rumah dinasnya. Jika tak sempat sarapan, ia enteng saja masuk ke warung nasi timbel Mang Darsim di belakang kantor DPRD Subang.
Sumarni terlihat begitu menikmati makan nasi timbel, bahkan beliau membuat sambel sendiri yakni sambal dabu-dabu, sambal khas Manado yang merupakan kesukaannya dari kecil.
Setelah makan nasi timbel, Sumarni langsung bertugas ke Mapolres Subang dengan mengayuh sepeda bersama ajudannya.
Menurut Sumarni, apa yang dilakukannya ini bukan karena pencitraan atau motif lain.
Tapi, dengan menggunakan sepeda karena memang ingin tampil apa adanya hingga bisa menikmati suasana di wilayah Kabupaten Subang.
Banyak hal yang diperoleh dari kehidupan sederhana yang dilakukannya. Sumarni juga ingin mengajarkan kepada masyarakat, naik sepeda bisa membuat badan menjadi sehat.
"Saya tampil apa adanya, bukan pencitraan lho, saya memang senang mengendarai sepeda," katanya.
Sumarni dilahirkan di Pontianak, Kalimantan Barat, 7 November 1977. Sebelum ditugskan di Subang, ia menjabat Kapolres Sukabumi Kota.
Sebelumnya ia banyak bergelut di bidang tindak pidana korupsi di Ditpidsus Bareskrim Polri. Sumarni juga pernah empat tahun jadi penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tidak hanya memakai sepeda, bahkan AKBP Sumarni juga tidak malu-malu untuk makan di tempat sederhana.
“Bagi saya, hidup tidak perlu ada yang disombongkan. Hidup sederhana itu jauh lebih baik ketimbang hidup bermewah-mewah di tengah banyak warga yang sedang kesusahan pasca pandemi ini," akunya.