Proyek Tol Solo-Jogja Singkap Jejak Lama Harta Karun Emas Wonoboyo
Proyek Tol Solo-Jogja meyibak jejak sejarah penemuan harta karun emas di Desa Wonoboyo, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN – Pekerjaan proyek Exit Tol Jogonalan di ruas Tol Solo-Jogja menyibak jejak sejarah kuno Mataram di situs Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Sejumlah benda yang diduga objek diduga benda cagar budaya telah dievakuasi Balai Pelestari Kebudayaan (BPK) Wilayah X Jateng-DIY.
Benda-benda kuno itu ditemukan di jalur exit tol Desa Wonoboyo, persis sekira 100 meter saja di titik penemuan harta karun emas Wonoboyo pada 17 Oktober 1990.
Benda-benda kuno ditemukan warga pada 25 April 2023, saat beberapa orang mengorek tanah di jalur yang akan dilalui exit tol Jogonalan.
Sriyanto, satu di antara penemu benda itu, mengaku ia mendapat wisik atau bisikan lewat mimpi untuk mendatangi lahan karena ada sesuatunya.
Akhirnya ia Bersama beberapa orang mengorek tanah yang sudah Sebagian dikupas alat berat, dan menemukan guci keramik, belanga berbahan logam yang sudah keropos.
Temuan lain pecahan gerabah, dua arca kecil berbahan logam, semacam canang, cepuk, dan nampan besar yang juga terbuat dari logam.
Pada 26 April 2023, temuan itu tersiar ke masyarakat. Sriyanto dan kawan-kawan lantas menyerahkan temuan itu ke Balai Desa Wonoboyo.
Penemuan di lahan yang sama ini menguak kembali kisah lama penemuan aneka perhiasan emas dari Desa Wonoboyo pada era Orde Baru itu.
Harta karun nasional (national treasure) Wonoboyo, kini jadi koleksi master piece di Museum Nasional di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Pamong Budaya Balai Pelestari Kebudayaan, Eri Budiarto, yang memimpin evakuasi benda kuno dari Wonoboyo mengatakan, dilihat dari letaknya, benda kuno terbaru ada di satu lapis budaya dengan temuan 1990.
“Kemungkinan di sekitar sini masih banyak benda yang terpendam. Kita minta pemerintah desa supaya ikut mengawasi dan mengamankan lokasi,” kata Eri Budiarto.
“Kalau melihat dari temuan dulu, jenis temuan yang terbaru, ada arca, guci keramik, bisa jadi ini permukiman atau hunian strata tinggi, pejabat negara atau pejabat kerajaan,” lanjut Eri.
Desa Wonoboyo terletak di sebelah timur Prambanan. Dari candi-candi kerajaan seperti Plaosan, Candi Sewu dan Candi Prambanan, lokasinya tidak terlampau jauh.
Kepala Desa Wonoboyo, Supardiyono, menjelaskan Pemdes begitu menerima laporan warga segera menindaklanjti ke BPK Wilayah 10 guna menindaklanjuti temuan warga.
Selanjutnya dengan petunjuk dan arahan BPK 10, Pemdes nantinya akan membantu usaha penyelamatan aset situs cagar budaya Wonoboyo.
Bagi warga Wonoboyo, temuan terbaru di situs desa itu seperti mengokohkan kembali posisi dan sejarah masa lalu terkait dengan keberadaan desa itu.
“Warga Wonoboyo masih banyak yang mengingat, saksi hidup masih ada. Warga juga tahu harta karun itu disimpan di Jakarta (Museum Nasional),” kata Supardiyono.
“Pada 2018 kami sudah ke Musnas, usaha untuk minta replica harta karun Wonoboyo, tap ternyata tidak mudah. Prosedurnya tidak semudah kita bayangkan,” lanjut Supardiyono.
Menurutnya, warga Wonoboyo bangga, di tempatnya ada peradaban tinggi di masa lampau.
“Kita bangga desa kita pernah ditinggali raja, atau kerabat raja, atau saudagar kaya, kaitan dengan benda-benda emas temuan masa lalu,” ujar Supardiyono.
Dari pengamatan di lokasi penemuan, titik terbaru penemuan benda kuno di Desa Wonoboyo terletak di lahan sama dengan temuan emas Wonoboyo 1990.
Jaraknya hanya sekir 100 meter di sebelah baratnya. Di titik temuan itu masih bisa dilihat bata merah berukuran besar terserak, dan sebagian masih di lokasi aslinya di dalam tanah.
Bata merah itu berukuran panjangxlebar 20x33 cm, dan ketebalan antara 9/10 cm. Menurut Eri Budiarto dilihat dari ciri, ukuran dan bentuknya, bata merah itu berasal dari era Mataram Kuno.
Temuan dan keletakan lokasi benda kuno Wonoboyo ini dianggap mengukuhkan keberadaan jejak peninggalan era Mataram Kuno, abad 9/10 di sekitar Prambanan.
Titik lokasi penemuan harta karun emas Wonoboyo pada 17 Oktober 1990 kini tak bertanda sama sekali.
Penanda tradisionalnya hanya ada sepasang pohon kluwih masih tegak berdiri di lahan perseorangan atas nama Pak Sigit, warga Desa Wonoboyo.
Di sebelah utara persis titik temuan harta karun emas Wonoboyo, kini sedang didirikan bangunan permanen.(Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Tim balai pelestari kebudayaan evakuasi temuan benda kuno dari situs harta karun wonoboyo klaten