Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keripik Kelakai, Camilan Khas Dayak dari Bahan Tanaman Paku Rawa

Keripik Kalakai terbuat dari tanaman paku-pakuan yang tumbuh di rawa-rawa Kalimantan Tengah. Camilan ini identik kuliner masyarakat Dayak.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Keripik Kelakai, Camilan Khas Dayak dari Bahan Tanaman Paku Rawa
TRIBUN KALTENG/NOR AINA
Keripik Kalakai khas masyarakat Dayak Kalimantan Tengah dalam kemasan plastik. Camilan ini terbuat dari tanaman paku-pakuan yang tumbuh di rawa-rawa Kalimantan. 

"Berbagai macam rasa bisa dicoba mulai dari original, pedas, balado bahkan bisa dipesan sesuai permintaan dari pembeli," tandas Sudi.

Kemasan dijual dengan berat 100 gram dan harga keripik Kalakai tersebut, dibanderol mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per bungkus.

Pembelian keripik Kalakai tidak hanya langsung di tempat pembuatan, melainkan bisa juga melewati pembelian online, seperti Shopee dan Tokopedia, nama toko tersebut "Oleh-oleh Palangkaraya.

Sementara satuu di antara selingan spot kongkow di Palangkaraya adalah di Kedai Itah, destinasi wisata kuliner yang kerap dikunjungi warga.

Tidak sekadar konsep, Kedai Itah memang berada di kawasan hutan pinggiran Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Mengangkat nilai-nilai budaya lokal, Dayak, juga menjadi kekuatan lain dari Kedai Itah.

Kedai Itah artinya Kedai Kita, karena dalam bahasa Dayak Ngaju, Itah berarti kita.

Berita Rekomendasi

Pemilik kedai ini pasangan suami istri beda suku bangsa. Mereka adalah Jayadi dari suku Dayak sementara istrinya, Frederika berasal dari Australia.

Lokasi Kedai Itah memang cukup jauh dari pusat 'Kota Cantik' Palangkaraya.

Untuk menuju ke sana, harus menyusuri Jalan Tjilik Riwut, jalan peninggalan Pahlawan Nasional sekaligus Gubernur Pertama Kalimantan Tengah, Tjilik Riwut.

Perlu waktu sekitar 45 menit hingga satu jam untuk tiba di sana.

Kedai ini tepatnya berada di Desa Sukamulya, Tangkiling, Bukit Batu, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Pemandangan hutan lengkap dengan pepohonan dan belukar menjadi sambutan pertama bila sampai di kawasan sana.

Kesejukan udara dan keheningan dari kebisingan lalu lintas menjadi penyemangat untuk menyantap berbagai menu makanan tradisional yang ditawarkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kalteng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas