Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yusuf Yudistira Pria Asal Jember Sulap Sayur Pare Jadi Keripik yang Tak Pahit

Yusuf Yudistira mengolah sayur pare menjadi keripik yang tidak pahit, rendah gula, dan tahan berbulan-bulan.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Yusuf Yudistira Pria Asal Jember Sulap Sayur Pare Jadi Keripik yang Tak Pahit
TRIBUN JATIM TIMUR/IMAM NAWAWI
Yusuf Yudistira menunjukkan kemasan keripik pare olahannya yang mampu tembus pasar oleh-oleh Surabaya dan Bandung. 

TRIBUNNEWS.COM, JEMBERYusuf Yudistira, pria asal Jember kini sukses mengembangkan bisnis kuliner camilan berbahan sayur pare.

Ia membangun bisnisnya dalam bendera Makecy Indonesia. Kata kunci sukses dan inspirasinya adalah saat Yusuf bisa mengolah pare menjadi keripik yang tidak pahit rasanya.

Produk makanan ringan tersebut diolahnya di rumahnya di Dusun Jatilawang, Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember Jawa Timur.

Ketika ditemui, Yusuf tengah sibuk memasukkan semua kemasan keripik parenya di dalam kardus, untuk segera dikirim ke reseller di Kota Surabaya dan Bandung.

Alumnus Universitas Negeri Malang ini mengatakan, usaha produksi cemilan ini, bermula banyak anggota keluarga tidak ada yang doyan  makan sayur pare, karena rasanya pahit.

"Kan sering dikasih tetangga itu, pare. Kadang satu kresek pare dari tetangga. Karena pahit, tidak ada satu pun dari keluarganya mau mengonsumsi pare itu, akhirnya sering dibuang," kata Yusuf, Sabtu (27/5/2023).

Yusuf lalu berpikir keras membuat olahan sayur pare, agar tidak terasa pahit saat dimakan. Ia mencari referensi dari berbagai platform media sosial.

Berita Rekomendasi

"Sampai akhirnya ketemulah olahan pare dalam bentuk cemilan keripik. Dari situ, saya memodifikasi sedemikian rupa, sampai melahirkan keripik pare oven rendah lemak," tuturnya.

Di sisi lain, upaya merintis usaha keripik pare ini,  hanya sebatas iseng. Karena awalnya bertujuan untuk mengisi waktu luang saat masih kuliah S-2 di Universitas Negeri Yogyakarta.

"Karena kuliahnya daring kan karena pandemi Covid-19 kala itu. Jadi saya coba buka usaha ini, dan modal awal itu menggunakan beasiswa kuliah S-2," katanya.

Hasil olahan pertama itu, kata Yusuf, para anggota keluarga dan tetangga diminta mencicip keripik pare hasil buatannya tersebut. Ternyata mendapatkan respons bagus.

"Akhirnya dari situ, saya coba pasarkan di media sosial dan juga event pameran UMKM di Jember maupun luar kota, ternyata banyak peminatnya," katanya.

Setelah itu, Yusuf mengaku mencoba mendaftarkan produk keripik pare tersebut di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikasi halal, ternyata lolos.

"Sampai sekarang, bahkan produk saya sekarang sudah masuk di supermarket, seperti Golden Market Jember, da pusat oleh oleh di Surabaya. Kemarin juga sudah menandatangi kerjasama dengan perhotelan di Bandung," paparnya.

Dia memaparkan kalau produksi keripik pare itu dilakukan setiap seminggu sekali. Kata dia, sekali memanggang  bisa menyerap 100 kilogram buah pare.

"Sekali produksi sejumlah pare 100 kilogram untuk di-oven. Pare yang saya beli dari para petani yang ada di sekitar Kecamatan Umbulsari," ujarnya.

Yusuf menjelaskan pembuatan keripik jenis ini, awalnya dipotong kecil-kecil lalu digoreng. Kemudian dipanggang, supaya kandungan minyaknya dapat berkurang.

“Setelah digoreng, keripik pare dioven dan dikemas sehingga produk dapat tahan hingga sembilan bulan," urai Yusuf.

Setiap pekan, Yusuf mengaku bisa membuat produk sebanyak 500 pak kemasan keripik pare, untuk dikirimkan ke reseller luar kota.

"Dari 100 kilogram pare, itu jadinya menjadi 500 pak kemasan 60 gram yang dijual seharga Rp 17-18 ribu di pasaran," katanya.

Yusuf mengaku dalam usaha keripik pare ini, memberdayakan para tetangganya untuk membantu proses produksi cemilan ini.

Tuturnya, supaya usahanya membawa dampak ekonomi bagi lingkungan sekitar.

"Untuk memenuhi permintaan, dalan ini produksi saya dibantu lima orang tetangganya. Khususnya memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitarnya,"katanya.

Sementara pendapatan yang  yang diperoleh dari usaha yang telah dirintis sejak tahun 2019 ini, Yusuf mengaku menerima laba bersih sebesar Rp 5 juta hingga Rp 6 juta sebulan.

Rata-rata para konsumen yang membeli olahan ini, kata Yusuf, rata rata mereka penderita diabetes. Katanya, makanan ringan ini cocok dan aman untuk dikonsumsi.

"Memang pare sendiri kaya nutrisi yang dibutuhkan oleh penderita diabetes, seperti vitamin A dan C, beta karoten, zat besi, serta kalsium. Para ahli pun sepakat, pare bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes," paparnya.(Tribunnews.com/TribunJatimTimur/Imam Nawawi)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Produk keripik pare milik pria di jember ini tembus di pasar surabaya dan bandung

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas