Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petronela Marauje, Perempuan Papua Pelestari Hutan Bakau dari Port Numbay

Petronale Marauje menginisiasi pelestarian hutan mangrove atau bakau di Kampung Enggros, Kota Jayapura dan Teluk Yotefa

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Petronela Marauje, Perempuan Papua Pelestari Hutan Bakau dari Port Numbay
TRIBUN PAPUA/HO
Menteri KLH Siti Nurbaya menyerahkan penghargaan Kalpataru kepada Petronela Marauje, perempuan Papua asal Port Numbay yang melestarikan keberadaan hutan bakau atau mangrove di pesisir Kota Jayapura. 

Mama Petronela Merauje masuk 50 besar Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GNBBI) Kominfo RI setelah mendaftarkan produk handsanityzer berbahan dasar daun mangrove yang diramu dari tangan dinginnya.

Ada beberapa kelompok yang dibina oleh Petronela di antaranya Kelompok Perempuan Adat Peduli Mangrove, Kelompok Gereja Eden, dan lainnya.

"Setelah ikut pelatihan dari berbagai institusi, diajarkan banyak hal terkait pemanfaatan Mangrove baru saya sadar mangrove ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan," ujarnya.

Sebelumnya, Petronela hanya paham jika mangrove dapat berfungsi sebagai penahan laju abrasi pantai dan sebagai habitat kepiting bakau dan biota lainnya yang biasa menjadi sumber mata pencaharian.

"Tetapi dengan memanfaatkan mangrove untuk diolah menjadi bermacam-macam produk, sehingga bisa menjadi sumber mata pencaharian baru dan meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," katanya.

Kemudian, selain menerapkan ilmu yang didapatkannya dari pelatihan kepada masyarakat di Kampung Enggros, Petronela juga melakukan edukasi terkait penanaman mangrove bagi kelompok PAUD.

"Melalui penanaman mangrove untuk anak-anak PAUD ini, mama ingin mengajarkan kepada mereka supaya bisa bertanggungjawab untuk diri sendiri dan kehidupan orang lainnya dengan cara menanam mangrove untuk menjaga kelestarian alam," jelasnya.

BERITA REKOMENDASI

Tak hanya anak PAUD, ia juga memberikan edukasi terkait penanaman mangrove kepada anak-anak sekolah minggu di Kampung Enggros.

"Tak perlu harus banyak orang, lima sampai enam orang cukup berarti dan diharapkan melalui mereka bisa menjalar ke lainnya untuk ikut menanam mangrove," tandasnya.

Semangat yang dibangun Petronela bagi anak-anak Kampung Enggros ialah sebagai generasi muda, tentu tidak bisa mengharapkan orang lain dari luar untuk membantu.

"Karena kalau kita anak-anak kampung sendiri yang berperan jauh lebih baik, untuk menjaga tempat ini, orang lain cuma datang hanya untuk cari keuntungan tetapi tidak berpikir soal kelestarian," imbuhnya.

Petronela Marauje di Event Pendukung PON Papua
Petronela Marauje menunjukkan karya suvenir khas Papua yang diberi aksesori kreasi dia dan kelompoknya. Aksesori itu kebanyakan menggunakan bahan sampah atau daur ulang dan pernak-pernik yang ditemukan di sekitar lingkungan.

Mengubah Sampah Jadi Uang


Tak hanya pengembangan dan pelestarian hutan bakau, Petronela Meraujejuga sangat kreatif dan bertangan dingin.

Ibu rumah tangga ini mampu mengubah sampah menjadi kerajinan khas Papua bernilai jual tinggi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas