Lelahnya Pasukan Senyap Jokowi-Ahok Saat Bekerja
Saat bekerja mensukseskan duet Jokowi-Basuki(Ahok) para relawan Jakarta Baru yang dikenal sebagai pasukan dibalik
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat bekerja mensukseskan duet Jokowi-Basuki(Ahok) para relawan Jakarta Baru yang dikenal sebagai pasukan dibalik kesuksesan duet PDIP dan Gerindra ini tidak beroperasi sendirian. Mereka juga dibantu oleh tim operator sebanyak 150 orang yang terus memantau di Pusat Data Jakarta Baru yang bermarkas di Menara 165, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Tugas tim operator ini juga tidaklah mudah. mereka harus mengakomodir 15.095 laporan tim yang beroperasi di lapangan selama berjam-jam.
Mereka tidak bisa meninggalkan tempat dimana mereka duduk dalam jangka waktu yang lama. biasanya mereka ke toilet dan membuat kopi untuk sekadar menahan kantuk.
Pada pukul 17.30 WIB adalah waktu istirahat. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan oleh tim operator untuk salat Maghrib, makan, ke toilet dan merokok sambil berbincang.
Dalam masa istirahat tersebut seorang tim operator, Farlin menjelaskan bagaimana pusingnya mengatur data yang masuk. Mereka harus memasukkan angka-angka yang masuk sesuai kolomnya.
"Kerjaannya agak bikin mata lelah," kata Farlin saat ditemui di kantornya, Kamis(20/9/2012).
Eko Dafid Afianto sebagai Direktur Riset Cyrus Network menjelaskan, tim operator atau validator ini antara lain laporan hasil suara yang ada di tiap TPS, memverifikasi ulang mengenai data yang masuk apakah sesuai atau tidak dan memetakan ulang tiap saksi yang ada di tiap TPS.
Eko menjelaskan, tim ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang masih kuliah di semester 5 ke atas dari segala Universitas di DKI Jakarta. Perekrutan tersebut dilakukan dari sosial media dan dari mulut ke mulut.
Untuk jam kerja, Eko menjelaskan, tim operator akan bekerja sampai semua laporan dari tim lapangan terakomodir.
"Jika sampai malam, ya sampai malam selesainya," kata Eko.
Tim ini juga memantau isu yang berkembang dari media konvensional dan media sosial dan menampung laporan-laporan dari tim yang bekerja di lapangan.
Meski kinerja mereka terbilang kerja volunteer, mereka juga tetap mendapatkan uang pengganti atau uang transport. Biaya transport yang diberikan oleh Koordinator juga beragam.
"Tergantung seberapa berat tugasnya," kata Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi. Namun, Hasan enggan mengungkapkan nominal yang diberikan kepada timnya.
Lebih lanjut, suasana di War Room dan Data Center Jakarta Baru ini cukup sibuk dalam waktu tertentu. Tim operator yang semuanya menggunakan kemeja Kotak-Kotak ini pun terus dipandu oleh Hasan yang juga sebagai Koordinator di ruangan yang cukup luas itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.