Honor Saksi Jokowi Rp 3 Miliar
Dalam putaran kedua ini, tim sukses Jokowi-Basuki harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 11 miliar.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat
Baca juga di Tribun Jakarta Digital
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama yang memenangi putaran kedua pemilihan Gubernur DKI Jakarta hasil hitung cepat, mengeluarkan biaya tak sedikit di pesta demokrasi tersebut.
Dalam putaran kedua ini, tim sukses Jokowi-Basuki harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 11 miliar. Pada putaran pertama, tim sukses mengeluarkan biaya lebih besar, yaitu Rp 16 miliar. Total dalam dua putaran biaya mencapai Rp 27 miliar.
"Hampir Rp 11 miliar itu untuk honor saksi dan operasional. Kalau putaran pertama hampir Rp 16 miliar. Putaran kedua lebih rendah karena waktunya lebih pendek dan kami sudah tahu medan untuk kampanye," ungkap Prasetyo E Marsudi, Bendahara Tim Sukses Jokowi-BasukiAhok, di Jakarta, Jumat (21/9/2012).
Menurutnya, dana miliaran rupiah tersebut merupakan hasil patungan. "Dananya dari gotong-royong. Kami hanya menyiapkan dana untuk honor saksi di tempat pemungutan suara, kampanye, dan operasional kampanye. Kalau saksinya dua lapis, berarti Rp 200 ribu dikali 15.000 saksi," jelasnya.
Dengan demikian untuk membayar honor saksi saja jumlahnya mencapai Rp 3 miliar. Seorang saksi di setiap tempat pemungutan suara (TPS) mendapat honor Rp 100 ribu. Kalau saksi sebanyak dua orang berarti honor saksi per TPS Rp 200 ribu.
Ia menjelaskan, para relawan banyak yang membantu tersedianya dana. "Selain berasal dari kantong Pak Jokowi dan Basuki, juga sumbangan para relawan. Anggota DPR dari PDI Perjuangan dan Gerindra, ikut membantu turun ke lapangan. Mereka sudah mengeluarkan dana pribadi untuk kegiatan tersebut," ujar Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.
Ia membantah adanya bantuan dana dari sejumlah pengusaha. "Nggak ada. Coba tanya Pak Jokowi dan Pak Basuki," katanya.
Sebagai bendahara, Prasetyo yakin dana miliaran rupiah itu bukan berasal dari hasil kejahatan. "Saya nggak curiga. Dia (Jokowi) orangnya terbuka kok soal dana. Saya yakin Pak Jokowi orangnya bersih. Lagipula dia orangnya nggak mau yang aneh-aneh. Kalau dia menggunakan uang tidak benar, nanti kerjanya juga tidak benar. Itu yang ditekankan oleh dia," kata Prasetyo.
Boy Sadikin, Ketua Tim Sukses Jokowi-Basuki, mengungkapkan tidak ada perubahan taktik dan strategi dalam kampanye putaran kedua pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Hanya saja, Jokowi-Basuki dan tim sukses lebih mengintensifkan kampanye ke lapangan, khususnya masyarakat bawah.
"Tidak ada yang beda dengan putaran pertama, cuma untuk turun ke lapangan jadi lebih sering, lebih intens. Kami juga dibantu anggota DPR dari PDI Perjuangan dan Gerindra yang turun ke lapangan kalau Pak Jokowi dan Pak Basuki berhalangan," katanya.
Menurutnya, jumlah relawan juga meningkat tajam. Pada putaran pertama, jumlah tim relawan baru mencapai 500. "Pada putaran kedua jumlah tim meningkat tajam. Soal relawan saya tidak ikut campur, yang penting semua bisa dikoordinasi. Yang saya dengar di hampir setiap kelurahan hingga RW ada tim relawan," jelasnya.
Jokowi mengakui peran para relawan sangat besar dalam menentukan kemenangannya. Ia menyebut para relawan sebagai organisasi tanpa bentuk. "Itu adalah masyarakat yang mengorganisasi diri dan bergerak. Kemudian mesin partainya bergerak. Ada relawan bergerak, ada gerilyawan bergerak. Bisa dikatakan organisasinya tanpa bentuk dan tidak jelas, tapi hasilnya jelas," katanya.
Mengenai berbagai organisasi dan komunitas yang mendukungnya selama ini, Jokowi juga mengaku bingung. Pasalnya, sebagian justru tidak ia kenal dan tidak merasa pernah membentuk."Kemana-mana saya selalu bertemu simpul, komunitas pendukung Jokowi-Ahok," ujarnya.
Namun demikian komunitas maupun simpul-simpul masyarakat itu lah yang menurutnya telah berinisiatif, dan secara swadaya bergerak mendukung pemenangan Jokowi-Basuki.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.