Tawuran Marak, Polda Metro Undang Budayawan dan Tokoh Agama
Pihak Polda Metro Jaya berencana mengundang tokoh agama dan budayawan terkait maraknya aksi tawuran pelajar
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Polda Metro Jaya berencana mengundang tokoh agama dan budayawan terkait maraknya aksi tawuran pelajar yang memakan korban jiwa di Jakarta.
"Rencananya Selasa malam, Polda akan kumpulkan berbagai pihak terkait seperti pihak Dinas Pendidikan, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Budayawan, pihak sekolah dan para siswa untuk menyampaikan solusinya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Jumat (28/9/2012) di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Rikwanto mengatakan, dalam kesempatan tersebut para pihak diberi kesempatan untuk menyampaikan buah pikirannya sehingga tidak terulang lagi tawuran antar pelajar bahkan hingga jatuh korban jiwa.
"Disana kita ingin bangun kebersamaan untuk sama-sama memerangi tawuran," tegas Rikwanto.
Untuk diketahui, aksi penyerangan antar pelajar terus mewarnai kota Jakarta dalam seminggu terakhir. Tercatat sejak Senin (24/9/2012) hingga Rabu (26/9/2012) ada tiga kejadian penyerangan terhadap pelajar mulai dari menyebabkan luka berat, luka ringan hingga meninggal dunia akibat pembacokan.
Peristiwa penyerangan pertama terjadi, Senin (24/9/2012) pukul 12.00 WIB. Saat itu siswa SMAN 6 diserang oleh siswa SMAN 70 Jakarta yang mengakibatkan seorang pelajar SMAN 6 tewas dan dua siswa dari SMAN 6 lainnya terluka. Korban tewas terkena bacokan diketahui bernama Alawi (15) siswa kelas X SMAN 6 Jakarta.
Peristiwa penyerangan kedua terjadi, Rabu (26/9/2012) saat Deny Yanuar, siswa SMA Yayasan karya 66 tengah dalam perjalanan pulang di metromini. Kemudian saat tiba di Jl Minangkabau, Manggarai, Jaksel pukul 13.00 wib, Deny karena luka bacok senjata tajam dan akhirnya tewas.
Peristiwa ketiga yakni Susilo menjadi korban pembacokan di Jalan Komodor, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur pada Rabu (26/9/2012) sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu korban ingin mengambil Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) di rumahnya bersama temannya bernama Faturrahim yang masih mengenakan seragam sekolah dengan menggunakan sepeda motor.
Saat melintas di Jalan Komodor, mereka meminggirkan sepeda motornya karena Faturrahim ingin buang air kecil. Pada saat bersamaan, tiba-tiba ia dihampiri dua pelajar lain yang juga menggunakan sepeda motor hingga akhirnya pecah keributan diantara mereka.
Namun, pelajar yang diduga dari SMK Gauthama Halim itu menggunakakan senjata tajam celurit dan menyabetkan celurit ke arah pinggang Susilo. Akibatnya korban pun langsung terkapar di pinggir jalan dan selanjutnya dilarikan ke RS UKI oleh Faturrahim bersama warga setempat.
Berita Terkait: Tawuran Pelajar
- Polisi Terus Dalami Awal Mula Tawuran SMA 70 vs SMA 6
- Usai Jalani Pemeriksaan, Fitra Akan Dites Kejiwaan
- Bantu Pelarian, Kakak dan Adik Fitra Tidak Dijerat Pidana
- Kakak dan Adik Fitra Bantu Pelarian ke Yogya
- Polisi Layangkan Surat Panggilan 16 Siswa SMAN 70
- Sebelum Ditangkap, Fitra Berencana Kabur ke Banyuwangi