Tak Ada Kontrol Media Sosial Saat Pemilukada DKI
Tim sukses pasangan Foke-Nara menyoroti peran media sosial yang dinilai sudah berlebihan saat putaran kedua pemilukada DKI kemarin. Media sosial
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim sukses pasangan Foke-Nara menyoroti peran media sosial yang dinilai sudah berlebihan saat putaran kedua pemilukada DKI kemarin. Media sosial seakan tidak terkontrol dalam mendukung salah satu pasangan calon.
Sekretraris tim advokasi Foke-Nara, Dasril Affandi, mengatakan lemahnya pengawasan dan kontrol terhadap media sosial seperti facebook, twitter, atau youtube dapat merugikan salah satu pasangan calon karena banyak beredar kabar bohong.
"Karena tak ada kontrol terhadap media sosial, banyak sekali berita fitnah, bohong, sampai black campaign yang beredar di masyarakat," ujar Dasril, Rabu (3/10/2012) di Media Center Foke-Nara.
Lebih lanjut, Dasril berpendapat tak ada regulasi yang mengatur mengenai penggunaan media sosial saat pemilukada. Banyaknya kabar yang tidak benar di media sosial, lanjutnya, sedikit banyak mempengaruhi masyarakat dalam memberikan suaranya pada kandidat tertentu.
"Ini termasuk kelemahan dan kekurangan sistem penyelenggaraan pemilukada. Masih ada juga praktek kotor dalam pemilukada. Ada suara tidak halal yang menodai pemilukada ini," tandasnya.
Klik: