Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Kelam Antar Sekolah Memicu FR Membunuh Alawy

Tim Psikologi Polda Metro Jaya telah selesai melakukan hasil pemeriksaan terhadap kejiwaan Fitra (19), tersangka pembunuhan terhadap

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-in Sejarah Kelam Antar Sekolah Memicu FR Membunuh Alawy
KOMPAS.com/ANDREAN KRISTIANTO
Fitra Ramadhani (FR) alias Doyok alias Jarot, siswa SMAN 70, tersangka pembacok siswa SMAN 6 Bulungan, Jakarta Selatan, Alawy Yusianto Putra, tiba di Polres Jakarta Selatan, Kamis (27/9/2012). FR ditangkap 26 September di Yogyakarta. FR akan dijerat Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan seseorang meninggal dunia, dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Psikologi Polda Metro Jaya telah selesai melakukan hasil pemeriksaan terhadap kejiwaan Fitra (19), tersangka pembunuhan terhadap siswa SMAN 6, Alawy.

Kepala Bagian Psikolog SDM Polda Metro Jaya, AKB Arief Nurcahyo, mengatakan, Jumat (5/10/2012), pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap Fitra. Dari hasil tes diketahui lingkungan menjadi pemicu kuat FR bisa bertindak demikian.

"Ini perilaku kolektif. Di kasus ini, pembunuhan bukanlah sebagai tujuan utama tapi sebagai sebuah perilaku kolektif. Ini yang mensupport FR berbuat seperti itu," jelas Arief, Minggu (7/10/2012).

Dikatakan Arief, antara SMAN 6 dan SMAN 70 sudah terbangun sebuah rivalitas. Sehingga ketika ada pemicu maka tawuran antarpelajar pun pecah dan tidak bisa dihindari.

Menurut Arief, jarak dua sekolah yang berdekatan, ketegangan antarkelompok, dan sejarah (tawuran) maupun rivalitas masing-masing kelompok juga turut memicu timbulnya tawuran.

"FR merespon rangsangan itu. Ditambah lagi dia pernah dua kali tidak naik kelas dan turut terlibat aksi tawuran lain. Lingkungan kemudian memberikan FR label bahwa ia adalah orang yang dituakan (senior) di sekolahnya dan ia ingin tampil sebagai seorang hero (pahlawan)," ungkap Arief.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas