Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dramatis, Anggota TNI Berhasil Evakuasi Nenek Berusia 85 Tahun

Seorang nenek tua berusia 85 tahun berhasil diselamatkan dari kediamannya yang terendam banjir di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Dramatis, Anggota TNI Berhasil Evakuasi Nenek Berusia 85 Tahun
Bahri Kurniawan/Tribun Jakarta
Nenek Armah 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang nenek tua berusia 85 tahun berhasil diselamatkan dari kediamannya yang terendam banjir di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Nenek bernama Armah itu berhasil diselamatkan lewat proses evakuasi dramatis yang dilakukan oleh anggota TNI di lokasi banjir.

Sekitar satu jam waktu yang dibutuhkan oleh para anggota TNI yang turun dalam proses evakuasi untuk menyelamatkan nenek renta berusia 85 tahun tersebut.

"Lokasinya sulit mas, jalan masuknya sempit," ujar Arsan seorang anggota TNI yang ikut dalam proses evakuasi, Jumat (18/1/2013).

Pantauan Tribunnews.com, lokasi evakuasi memang sulit dijangkau, jalan masuk ke lokasi di Jalan Bina Marga 02/07 kecil dan terendam air yang dalam dan cukup deras. Sulitnya jalan menuju lokasi bahkan membuat para anggota tim evakuasi harus melewati atap-atap rumah warga yang sudah terendam saat mengangkut korban.

Bahkan Nenek Armah sempat diapungkan dengan menggunakan pelampung berupa ban besar karena sulitnya mengangkut korban dari lokasi. Setelah sekitar satu jam, berkat koordinasi dan kerja sama yang baik Nenek Armah pun berhasil diselamatkan sekitar pukul 14.30 sore tadi.

Saat dibawa, kondisi Nenek yang telah renta itu tampak memprihatinkan, wajahnya tampak kosong, badannya lemas dan dalam keadaan basah, sang nenek pun nampak pucat dan menggigil.

Melihat kondisi Nenek Armah, para anggota TNI yang mengevakuasi langsung membawanya ke Posko Kesehatan terdekat di Puskesmas Rawajati. Nenek Armah pun segera mendapatkan penanganan medis dari dokter puskesmas.

Menurut Arif (65), putra Nenek Armah, ibunya sesungguhnya sempat mengungsi pada saat air Kali Ciliwung pertama kali naik pada Selasa sore lalu. Ia sempat membawa ibunya mengungsi ke counter pulsa milik salah satu cucu Nenek Armah.

"Udah ngungsi, cuma besoknya (Rabu) dia minta pulang, gak betah katanya," cerita Arif kepada wartawan.

Menurut Arif, ia sudah melarang ibunya untuk kembali ke rumah, karena air saat itu belum benar-benar surut dan ada kemungkinan akan naik kembali. Namun sang ibu tak mau dengar dan tetap ngotot minta dibawa pulang.

"Yah namanya orang tua, kalo udah katanya harus diturutin. Akhirnya dia dianterin sama Komarudin (cucunya), dia juga yang nungguin," tuturnya.

Namun, sejak pagi tadi air terus bertambah ketinggiannya, sehingga Nenek Armah pun terjebak dirumahnya, sementara air terus naik semakin tinggi. Arif pun mengaku takut dengan kondisi ibunya karena ketinggian air yang terus bertambah. Akhirnya nenek Armah pun dievakuasi sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Saya takut airnya makin tinggi. Takut kaya tahun 2007, banyak rumah yang roboh," kenangnya.

Sementara itu, ketinggian air di lokasi banjir Rawajati terus meningkat, saat ini banyak pengungsi yang mulai memindahkan barang-barang mereka ke tempat yang lebih tinggi karena air mulai masuk ke tempat penampungan mereka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas