Guru Oral Seks Beri Keterangan di Sekolah Ricuh, Korban Teriak Histeris
T (50), mantan Wakil Kepala Sekolah sebuah SMA negeri di Jakarta Timur yang diduga memaksa siswinya melakukan oral seks
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - T (50), mantan Wakil Kepala Sekolah sebuah SMA negeri di Jakarta Timur yang diduga memaksa siswinya melakukan oral seks menggelar jumpa pers. T membantah mencabuli MA dan menuding MA punya hubungan spesial dengan guru geografi bernama Y (40).
Saat T menggelar jumpa pers, tiba-tiba masuklah Y karena kesal T membawa-bawa namanya.
"Saya asalnya tidak mau ngomong. Tapi gara-gara nama saya dibawa-bawa saya mau bilang. MA pernah curhat pada saya kalau pernah diperlakukan tidak senonoh oleh Pak T," kata Y disambut riuh siswa yang melihat dari ruang kelas, Jumat (1/3/2013).
Para murid berjejalan ingin menyaksikan pengakuan T. Mereka berjejalan di dalam ruang kelas, di atas meja, kursi dari luar ruang, di pinggir kaca hingga di pintu.
Di tengah perbincangan ini, tiba-tiba seorang guru berbatik biru muncul di pinggir pintu. Guru itu adalah Y, yang disebut T pacar dari MA. Y datang sambil menggeleng-gelengkan kepala. Arist Merdeka Sirait pun mempersilakan Y duduk dan memberikan klarifikasi.
"Itu tidak benar," kata Y.
Di tengah pembicaraan Y ini, tiba-tiba dan tidak diduga muncul MA, siswi kelas XII yang diduga dipaksa T melakukan seks oral. MA langsung berdiri di pintu dan berteriak-teriak.
"Bohong! Itu bohong semua. Anj***," teriak MA.
Suasana menjadi sangat gaduh. Rekan-rekan MA langsung spontan mengamankan dan membawah yang bersangkutan ke ruang guru. Di dalam ruang guru, MA ditenangkan oleh para guru dan teman-temannya
Seperti diketahui, MA (17) mengalami pelecehan pada bulan Juni dan Juli 2012 lalu. MA terpaksa melayani nafsu bejat sang guru karena diancam. "Dia mengancam tidak mengeluarkan nilai dan ijazah saya. Saya takut," ungkap siswi kelas XII itu.
Peristiwa memilukan itu pertama kali terjadi pada 26 Juni 2012 lalu. Kala itu MA diajak makan di sekitar Pantai Ancol, Jakarta Utara. Setelah makan, T kembali membawanya mengelilingi kawasan Ancol dan mulai merayu MA.
MA kaget melihat pelaku yang tiba-tiba saja membuka celananya. Tanpa banyak bicara pelaku memaksa MA melayani nafsu bejatnya. Peristiwa ini terus berulang.