Susahnya Warga Kampung Ambon Mencari Kerja
Stigma Kompleks Permata alias Kampung Ambon yang erat dengan sarang narkoba dan kawasan bebas hukum, dikeluhkan warga setempat.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Banu Adikara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stigma Kompleks Permata alias Kampung Ambon yang erat dengan sarang narkoba dan kawasan bebas hukum, dikeluhkan warga setempat.
Beberapa warga di sana mengaku mendapat 'stempel' jelek dari masyarakat luar, bahkan sampai susah mendapat pekerjaan. Keluhan tersebut terlontar dari mulut Rio (38), warga RT 07/07.
Rio tinggal di sana sejak 1983. Rio mengaku, predikatnya sebagai warga Kampung Ambon yang rentan narkoba, membuatnya tidak nyaman.
"Jadi serba salah mau ngapa-ngapain. Saya keluar kompleks, beberapa diikutin polisi. Saya pernah sampai dua kali diperiksa, disangka saya beli narkoba dari dalam. Padahal, saya warga asli sini, dan saya enggak konsumsi narkoba," kata Rio di sela acara penyuluhan BNN di Kampung Ambon, Senin (13/5/2013) pagi.
Laki-laki beranak satu mengaku pernah terjerumus narkoba, saat ia masih duduk di bangku SMA.
"Saya stop pakai narkoba tahun 2005. Reputasi memang jadi jelek, tapi seharusnya masyarakat tidak menjustifikasi bahwa seluruh warga di sini pemakai narkoba," paparnya.
Rio mengisahkan, ia sudah berkali-kali ditolak lamaran kerja, hanya karena ia tercatat sebagai warga Kompleks Permata.
"Saya pernah lamar kerja. Pas orang HRD lihat KTP saya, saya langsung ditanya-tanyai soal Kampung Ambon, bahkan saya langsung ditanya pemakai apa bukan," ungkapnya.
Pertanyaan tersebut, diakui Rio, membuatnya kesal.
"Saya bilang ke yang interview, ngapain saya jauh-jauh dan capek-capek lamar kerja kalau saya pemakai. Akhirnya, surat lamaran langsung saya ambil, dan saya keluar," bebernya.
Meski demikian, Rio mengaku banyak pihak-pihak perusahaan lain yang mengapresiasi usahanya mencari kerja, walaupun Rio juga tidak bisa bekerja di tempat-tempat tersebut, karena belum ada posisi lowong.
"Ada yang bilang, saya kagum sama kamu. Kamu warga Kampung Ambon, tapi berani lamar kerja'. Saya lebih respek dengan statemen itu," ujar Rio, yang mengaku kini mencari nafkah dengan servis sepeda motor panggilan.
Karena itu, Rio mengaku pelatihan servis HP yang diadakan BNN, bisa menjadi suatu alternatif bagi dirinya dalam bekerja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.