Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kelompok Penculik Bermodus Brutalitas Sangat Berbahaya

Reza menduga kelompok ini sudah berulang kali melakukan aksinya

zoom-in Kelompok Penculik Bermodus Brutalitas Sangat Berbahaya
Biblicalworld
Ilustrasi kekerasan 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dibekuknya 6 dari 14 orang anggota kelompok penculikan terorganisir yang menyekap dan menculik 9 korbannya dengan modus menuduh para korban sebagai pelaku penadah mobil, dianggap oleh Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, sebagai komplotan yang sangat berbahaya.

Bahkan Reza menduga kelompok ini sudah berulang kali melakukan aksinya.

"Ini jelas komplotan yang sangat berbahaya. Tidak hanya terorganisasi, tapi perilaku jahat mereka pun bertingkat. Jadi tidak semata-mata bertujuan instrumental atau mendapat uang tebusan, tapi juga mengekspresikan kesadisan dan sejenisnya," kata Reza, Selasa(11/6/2013).

Karenanya, Reza, berharap para korban bisa mendapat pendampingan psikologis yang memadai.
Menurutnya kondisi mental para korban terutama korban perempuan yang mengalami pelecehan seksual pasti terguncang.

Menanggapi tindakan korban yang tak dapat berbuat apa-apa dan terkesan mudah diperdaya, Reza berpendapat, apa yang dilakukan korban sudah agak tepat.

"Menghadapi pelaku kejahatan seperti itu memang lebih baik tidak melakukan perlawanan. Format komplotan atau kelompok dalam tindakan kejahatan, membuat mereka lebih berani menghadapi resiko," kata Reza.
Namun, katanya tidak ada kelebihan yang luar biasa cerdas, sehingga kasus ini terungkap.

BERITA REKOMENDASI

"Modusnya brutalitas, bukan strategi atau siasat yang canggih. Diawali dengan kekuatan element of surprise atau efek kejutan, dan berlanjut dengan eksploitasi ketakutan pada korban," ujar Reza.

Reza menduga kelompok ini berulang kali melakukan hal serupa.

"Saya menduga para pelaku sudah berulang kali melakukan hal yang sama pada waktu-waktu lalu. Itu yang menjadikan mereka sebagai penjahat profesional atau belajar terus-menerus. Tapi tak mudah bagi para korban untuk melapor atau berterus terang ke keluarga apalagi polisi. Karena modus pelaku benar-benar mengguncangkan stabilitas psikis para korban," tutur Reza.

Menurut Reza, semakin besar kelompok pelaku kejahatan, maka akan semakin bercabang selnya dan semakin sulit pengendaliannya.

"Atas dasar itu, saya tak berpikiran bahwa ada beking aparat. Kalaupun ada, bisa jadi desertir," ujar Reza.

Karenanya, Reza berharap aparat polisi mengekspos wajah dan biodata para pelaku, baik yang tertangkap atau yang masih buron.

"Sebab siapa tahu ada anggota komplotan lain yang bisa ditangkap polisi, setelah masyarakat atau penonton televisi atau pembaca media, melihat foto-foto pelaku, lalu melaporkannya ke polisi," ujar Reza.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas