Banyak Penumpang KRL yang “Nyolong” dan Mengoleksi Kartu Single Trip
Hilangnya tiket elektronik single trip KRL Commuter Line membuat heran Widyatmoko (46), salah seorang penumpang KRL
TRIBUNNEWS.COM – Hilangnya tiket elektronik single trip KRL Commuter Line membuat heran Widyatmoko (46), salah seorang penumpang KRL yang melakukan aksi imbauan mengembalikan tiket single trip di Stasiun Sudirman, Minggu (15/7/2013) kemarin. Menurutnya, dia menemukan penumpang KRL yang bangga mengoleksi kartu tersebut.
Menurut Moko, hal itu dia ketahui saat dia berada dalam angkot, selepas turun dari kereta menuju tempat kerja. "Saya turun dari kereta lanjut naik angkot. Berdasarkan obrolan di angkot, ada yang bilang aku punya 50, eh aku malah punya 100, dengan rasa bangga sambil nunjukin koleksinya," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam.
Mengenai cara sampai bisa membawa kabur tiket tersebut, kata Moko, dilakukan oleh para penumpang "nakal" dengan memanfaatkan situasi berdesak-desakan di stasiun. Begitu ada seorang penumpang yang bisa keluar dengan membuka pintu elektronik, maka saat itulah mereka ikut keluar pula.
Selain itu, lanjut Moko, para penumpang KRL nakal juga keluar stasiun dengan memanfaatkan jalan yang tidak dijaga oleh petugas alias jalan tikus. "Di Stasiun Duri, banyak yang keluar enggak lewat security tapi lewat celah-celah, banyak di sana yang seperti itu," ujarnya.
PT KAI mengungkapkan bahwa dalam seminggu pertama penerapan e-ticketing dan tarif progresif per 1 Juli 2013, ada 700 ribu tiket elektronik single trip yang hilang. Akibatnya, PT KAI merugi hingga Rp 3 miliar. Untuk memproduksi kembali tiket baru, butuh waktu 2-3 bulan.
Hingga Minggu (7/7/2013) pekan lalu, hanya tinggal 400 ribu tiket elektronik single trip yang beredar, padahal penumpang KRL Commuter Line dalam seharinya dapat mencapai 500 ribu.